Macron: Larangan Abaya di Sekolah Prancis Ditegakkan Tanpa Kompromi

Macron: Larangan Abaya di Sekolah Prancis Ditegakkan Tanpa Kompromi

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 02 Sep 2023 18:06 WIB
French President Emmanuel Macron is seen on screen as he speaks during a TV interview from the Elysee Palace, in Paris, on March 22, 2023. - French President is to make on March 22, 2023 his first public comments on the crisis sparked by his government forcing through a pensions overhaul, which has sparked violent protests and questions over his ability to bring about further change. (Photo by Ludovic MARIN / AFP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (dok. AFP/LUDOVIC MARIN)
Paris -

Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan pemerintahannya akan 'tanpa kompromi' dalam menegakkan larangan terbaru mengenakan abaya di sekolah-sekolah yang ada di negara tersebut. Larangan pemakaian abaya oleh siswi-siswi Muslim di sekolah-sekolah Prancis akan dimulai pada tahun ajaran mendatang.

Seperti dilansir CNN, Sabtu (2/9/2023), larangan yang diumumkan Menteri Pendidikan Prancis itu menjadi langkah terbaru dari serangkaian pembatasan yang kontroversial di negara tersebut terhadap pakaian yang berhubungan dengan warga Muslim.

Larangan ini dikritik oleh sejumlah anggota parlemen oposisi Prancis, termasuk Daniele Obono yang menyebutnya sebagai 'kampanye Islamofobia terbaru'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat berbicara kepada wartawan setempat usai mengunjungi sekolah profesional di wilayah Vaucluse, Prancis bagian selatan, pada Jumat (1/9) waktu setempat, Macron mempertegas keputusan pemerintah Prancis dalam melarang abaya di sekolah-sekolah.

Dia menegaskan kembali bahwa 'simbol-simbol agama apa pun tidak memiliki tempat' di sekolah-sekolah Prancis di bawah prinsip 'laicite' yang berlaku di negara tersebut, yang secara kasar diterjemahkan sebagai 'sekularisme'.

ADVERTISEMENT

"Sekolah-sekolah di negara kita bersifat sekuler, gratis dan wajib. Tapi itu sekuler. Karena kondisi inilah yang memungkinkan adanya kewarganegaraan dan oleh karena itu simbol-simbol agama apa pun tidak mempunyai tempat di dalamnya. Dan kami akan dengan gigih mempertahankan sekularisme ini," tegas Macron.

Para guru dan kepala sekolah di Prancis, tegas Macron, 'tidak akan dibiarkan sendiri' dalam hal penegakan larangan abaya tersebut. Dia menyatakan pemerintah Prancis akan secara 'tanpa kompromi dalam hal ini'.

"Dan di sekolah menengah atau perguruan tinggi yang paling sensitif, staf khusus akan dikirimkan bersama kepala sekolah dan para guru untuk mendukung mereka dan untuk terlibat dalam dialog yang diperlukan dengan keluarga dan para siswa. Tapi kami tidak akan membiarkan apa pun lolos," imbuhnya.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Prancis telah menerapkan serangkaian larangan dan pembatasan yang kontroversial terhadap pakaian terkait agama Islam dalam beberapa tahun terakhir, yang sering memicu kemarahan negara-negara mayoritas Muslim dan badan-badan internasional.

Tahun lalu, anggota parlemen Prancis mendukung larangan mengenakan hijab dan 'simbol agama yang mencolok' lainnya dalam kompetisi olahraga. Amandemen itu diusulkan oleh partai sayap kanan Les Republicains, yang menilai hijab bisa membahayakan keselamatan atlet yang memakainya saat berolahraga.

Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB tahun 2018 lalu menyatakan larangan pemakaian niqab -- cadar yang dikenakan sebagian wanita Muslim -- melanggar hak asasi manusia yang memakainya.

Halaman 3 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads