Kudeta militer terjadi di Gabon, sebuah negara yang terletak di Afrika Bagian Tengah. Kelompok militer di Gabon mengklaim pihaknya telah menggulingkan pemerintahan Presiden Ali Bongo Ondimba.
Militer juga menangkap Ali Bongo serta anggota keluarganya dan menjadikan sebagai tahanan rumah. Berikut sederet hal yang diketahui sejauh ini terkait peristiwa kudeta di Gabon oleh kelompok militernya:
1) Militer Ambil Alih Kekuasaan
Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (30/8/2023), pengumuman kudeta militer Gabon disampaikan dalam pidato dramatis pada Rabu (30/8/2023) dini hari waktu setempat, sekelompok perwira militer menyatakan "semua institusi republik" telah dibubarkan, hasil pemilu dibatalkan dan perbatasan ditutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, negara ini sedang mengalami krisis kelembagaan, politik, ekonomi dan sosial yang serius," menurut pernyataan yang dibacakan di TV pemerintah oleh seorang perwira yang diapit oleh selusin kolonel tentara, anggota elit Garda Republik, tentara reguler, dan lainnya.
Tayangan TV kemudian menunjukkan kepala Garda Republik, Jenderal Brice Oligui Nguema, digendong dengan penuh kemenangan oleh ratusan tentara, sambil meneriakkan "presiden Oligui".
![]() |
2) Presiden dan Keluarga Ditangkap
Pihak militer juga telah menangkap Presiden Ali Bongo Ondimba. Bongo, 64 tahun, yang keluarganya telah memerintah Gabon selama lebih dari 55 tahun, kini ditempatkan sebagai tahanan rumah. Para pemimpin kudeta mengatakan, salah satu putranya ditangkap karena pengkhianatan.
Putra Bongo dan penasihat dekatnya Noureddin Bongo Valentin, kepala stafnya Ian Ghislain Ngoulou serta wakilnya, dua penasihat presiden lainnya dan dua pejabat tinggi di Partai Demokrat Gabon (PDG) yang berkuasa "telah ditangkap," kata seorang pemimpin militer.
3) Alasan di Balik Kudeta Militer Gabon
Pihak militer mengatakan, mereka merebut kekuasaan itu menyusul sengketa Pemilu yang menyatakan Ali Bongo Ondimba sebagai pemenang dan berkuasa sejak 2009. Pemilu tersebut dianggap tidak memenuhi syarat yang transparan, kredibel, dan inklusif.
"Tidak memenuhi persyaratan pemilu yang transparan, kredibel, dan inklusif seperti yang diharapkan oleh masyarakat Gabon," kata seorang perwira dalam pernyataan yang dibacakan di TV pemerintah Gabon.
"Ditambah lagi dengan pemerintahan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diprediksi, yang mengakibatkan terus memburuknya kohesi sosial, dengan risiko membawa negara ini ke dalam kekacauan." lanjutnya.
"Kami - Komite Transisi dan Pemulihan Lembaga (CTRI) atas nama rakyat Gabon dan sebagai penjamin perlindungan lembaga - telah memutuskan untuk mempertahankan perdamaian dengan mengakhiri rezim saat ini," imbuh pernyataan tersebut.
![]() |
4) Pesan Video Ali Bongo Ondimba
Seperti dilansir BBC dan Associated Press (AP), Rabu (30/8/2023), dalam pesan videonya, Ali Bongo mengkonfirmasi bahwa dia berada di bawah tahanan rumah. Diketahui, Bongo memenangkan Pemilu pada 28 Agustus 2023 lalu, dan telah berkuasa sejak 2009.
"Saya Ali Bongo Ondimba, Presiden Gabon. Dan saya akan mengirim pesan kepada semua teman yang kita miliki di seluruh dunia untuk memberitahu mereka agar bersuara, bersuaralah. Karena orang-orang ini telah menangkap saya dan keluarga saya," katanya dalam pesan video.
"Anakku ada di suatu tempat, istriku ada di tempat lain ... Tidak ada yang terjadi. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi," katanya dalam bahasa Inggris, sebelum kembali meminta bantuan.
(wia/imk)