Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina yang nilainya mencapai US$ 250 juta (Rp 3,8 triliun), mencakup tambahan pertahanan udara hingga amunisi artileri. Pemerintah Rusia memberikan respons keras dengan menyebut keputusan Washington itu sebagai 'puncak kemunafikan'.
Seperti dilansir Reuters dan kantor berita TASS, Rabu (30/8/2023), bantuan militer terbaru AS untuk Ukraina itu mencakup peralatan pembersih ranjau tambahan, rudal untuk pertahanan udara, amunisi untuk artileri dan sistem HIMARS (Roket Artileri Mobilitas Tinggi), serta lebih dari tiga juta butir amunisi senjata ringan.
"Amerika Serikat dan sekutu-sekutu serta mitra kami akan bersatu mendukung Ukraina selama mungkin diperlukan," ucap Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peralatan militer itu didanai melalui pendanaan yang sebelumnya disetujui oleh Kongres AS.
Kedutaan Besar Rusia di Washington, dalam tanggapannya, menggambarkan keputusan AS mengirimkan paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina sebagai 'puncak kemunafikan'.
"Pengiriman HIMARS dan sistem pertahanan udara serta amunisi lainnya senilai seperempat miliar dolar kepada rezim (Presiden Volodymyr) Zelensky yang bangkrut adalah puncak kemunafikan," sebut Kedutaan Besar Rusia dalam pernyataan yang diposting via Telegram.
"Terlebih lagi ketiga para pejabat mengaitkan bantuan militer dengan 'kepedulian' terhadap rakyat Ukraina. Kenyataannya, Washington tidak akan meninggalkan konsep berperang dengan Rusia hingga warga Ukraina yang terakhir," imbuh pernyataan itu.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.