Mengerikan! Setidaknya tujuh orang tewas setelah sebuah geng bersenjata melepaskan tembakan ke arah aksi protes yang dipimpin sebuah gereja di pinggiran ibu kota Haiti.
Marie Yolène Gilles, direktur kelompok hak asasi manusia Fondasyon Je Klere, mengatakan kepada CNN, ratusan orang dikumpulkan oleh seorang pemimpin gereja Kristen, berbaris di Canaan, pinggiran utara ibu kota Port-au-Prince, dan berunjuk rasa menentang kekerasan geng, ketika geng lokal melepaskan tembakan dengan senapan mesin.
Jumlah orang yang terbunuh pada Sabtu (26/8) waktu setempat itu kemungkinan besar lebih tinggi, mengingat jumlah orang yang ikut dalam aksi tersebut, kata direktur Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia GΓ©dΓ©on Jean.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada tanggung jawab ganda yang harus ditegakkan: tanggung jawab pendeta yang membawa orang-orang tak bersalah ini ke tempat penjagalan, dan khususnya otoritas peradilan dan kepolisian yang tidak mencegah hal ini," kata Jean seperti dilansir CNN, Senin (28/8/2023).
Jean mengatakan sejumlah orang juga terluka dalam penembakan itu dan sebanyak 10 orang lainnya diyakini telah diculik.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan orang-orang berbaris di jalan, banyak di antaranya mengenakan kemeja kuning yang terkait dengan kelompok agama tersebut.
Sebuah video yang dibagikan kepada CNN oleh kelompok hak asasi manusia setempat menunjukkan mayat-mayat berlumuran darah di tanah, mengenakan kemeja berlogo kelompok agama tersebut. Video lainnya di media sosial juga menunjukkan orang-orang di jalanan mengenakan kemeja kuning yang sama. CNN tidak dapat memverifikasi video-video ini secara independen.
Kekerasan geng di Haiti
Gelombang kejahatan dan kerusuhan telah melanda Haiti sejak pembunuhan mantan Presiden Jovenel MoΓ―se pada tahun 2021. Penggantinya, Perdana Menteri Ariel Henry, telah berjuang untuk menghentikan kekerasan, yang juga merupakan hambatan besar dalam menyelenggarakan pemilu penting yang telah lama tertunda di negara itu.
Lebih dari 1.000 orang disandera untuk mendapatkan uang tebusan dalam enam bulan pertama tahun ini, menurut angka PBB.
Selama dua tahun terakhir, geng-geng yang bertikai di Port-au-Prince telah melakukan teror terhadap kota pelabuhan penting di negara itu dengan pemerkosaan, penyiksaan dan pembunuhan ketika mereka bersaing untuk menguasai wilayah. Akibatnya, ribuan warga Haiti telah meninggalkan rumah mereka, berkumpul di perkemahan sementara di seluruh ibu kota.