Keluarga Mantan PM Inggris Minta Maaf Atas Perbudakan di Guyana

Keluarga Mantan PM Inggris Minta Maaf Atas Perbudakan di Guyana

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 26 Agu 2023 16:30 WIB
FILE - In this file photo dated Monday, Dec. 14, 2020, the Union Flag flies on the top of 10 Downing Street, the Prime Ministers official residence in London. The British government said Wednesday March 24, 2021, the national flag should be flown every day on all public buildings, the latest move in an increasing embrace of the Union flag. (AP Photo/Alberto Pezzali, FILE)
Ilustrasi bendera Inggris (Foto: AP Photo/Alberto Pezzali, FILE)
Jakarta -

Keturunan mantan perdana menteri Inggris William Gladstone meminta maaf atas masa lalu keluarga mereka sebagai pemilik budak di Guyana. Mereka pun mendesak pemerintah Inggris untuk membahas repatriasi di Guyana.

Ayah Gladstone, John adalah salah satu pemilik budak terbesar di negara yang dulunya dijajah Inggris itu.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (26/8/2023), John Gladstone juga diyakini memiliki dua kapal yang mengangkut ribuan orang Asia dari India dan tempat lain untuk bekerja sebagai buruh kontrak setelah penghapusan perbudakan pada tahun 1834.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbudakan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan dampak buruknya terus dirasakan di seluruh dunia saat ini," kata Charles Gladstone, cicit William, pada peluncuran Pusat Internasional untuk Studi Migrasi dan Diaspora di Universitas Guyana.

"Dengan rasa malu dan penyesalan yang mendalam kami mengakui keterlibatan nenek moyang kami dalam kejahatan ini dan dengan ketulusan hati kami meminta maaf kepada keturunan budak di Guyana," menambahkan.

ADVERTISEMENT

"Kami juga mendesak keturunan lain dari mereka yang mendapat manfaat dari perbudakan untuk membuka pembicaraan tentang kejahatan nenek moyang mereka dan apa yang mungkin bisa mereka lakukan untuk membangun masa depan yang lebih baik," tuturnya.

Namun perkataannya mendapat teguran keras dari beberapa keturunan budak Afrika yang hadir di ruang kuliah universitas tersebut.

"Tidak diterima," teriak salah satu dari mereka.

Para pengunjuk rasa memegang plakat berbunyi: "Kesalahanmu adalah nyata, Charlie. Segera lakukan reparasi sekarang," dan "Keluarga Gladstone adalah pembunuh."

Aktivis Afro-Guyana Nicole Cole, yang termasuk di antara para pengunjuk rasa, mengatakan permintaan maaf tersebut tidak cukup.

"Permintaan maaf saja tidak cukup, tapi ini adalah langkah menuju pengakuan bahwa kejahatan telah dilakukan dan kehidupan banyak orang telah terganggu," katanya kepada AFP.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads