Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerahkan diri ke penjara Fulton County, Georgia, dan kemudian dibebaskan setelah membayar uang jaminan. Trump kukuh tidak bersalah dalam kasus terkait Pemilu AS yang menjeratnya.
"Saya tidak bersalah," kata Trump sesaat sebelum masuk ke pesawatnya untuk pergi dari Atlanta, Georgia, dilansir CNN, Jumat (25/8/2023).
Trump menggambarkan kasus pidana yang menimpanya sebagai "parodi keadilan". "Kami mempunyai hak untuk menentang pemilu yang kami anggap tidak jujur," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump juga membahas kasus-kasus pidana lain yang menunggu keputusan terhadapnya, dengan mengatakan, "Ini adalah satu kasus, tetapi Anda memiliki tiga kasus lainnya. Ini adalah campur tangan pemilu."
Catatan penjara menunjukkan mantan presiden itu ditahan dan dimasukkan ke penjara Fulton County pada Kamis malam waktu setempat. Dia didakwa sebagai narapidana dengan nomor P01135809.
Trump pun langsung dibebaskan setelah menyetujui untuk membayar jaminan sebesar 200.000 USD atau sekitar Rp 3 miliar jika dikurskan ke Rupiah. Selain itu, dia juga berjanji tidak menggunakan media sosial untuk mengintimidasi rekan terdakwa atau saksi dalam kasus tersebut.
Sejauh ini, total 12 terdakwa termasuk Trump telah menyerahkan diri. Trump dan 10 terdakwa lainnya kini dibebaskan dengan jaminan. Salah satu terdakwa, Harrison Floyd, yang masih ditahan.
Tujuh terdakwa lainnya memiliki waktu hingga Jumat tengah hari waktu setempat untuk menyerahkan diri.
Penyerahan dirinya di Georgia menandai keempat kalinya tahun ini mantan presiden itu menyerahkan diri kepada pejabat lokal atau federal setelah tuntutan pidana diajukan terhadapnya - sebuah episode yang belum pernah terjadi di AS sebelum tahun 2023.
Pada bulan April, mantan presiden tersebut didakwa di New York atas tuduhan terkait skema uang tutup mulut. Pada bulan Juni, dia menyerahkan diri di gedung pengadilan federal Miami untuk menghadapi dakwaan dalam penyelidikan penasehat khusus Jack Smith atas kesalahan penanganan dokumen rahasia.
Dan awal bulan ini, Trump ditahan di Washington DC, dan didakwa atas tuduhan yang diajukan oleh Smith dalam penyelidikannya terhadap upaya untuk membatalkan pemilu tahun 2020.
Semua kasus tersebut bisa terjadi tahun depan, pada saat yang sama ketika Trump mencalonkan diri sebagai presiden.
Kasus Pemilu AS
Seperti diketahui, Trump dan 18 orang sebelumnya didakwa melakukan upaya kriminal untuk ikut campur pemilihan presiden di Georgia. Trump dituding melakukan konspirasi tindakan kriminal untuk membatalkan hasil pemilu AS 2020 di negara bagian tersebut.
Kasus ini bermula dari panggilan telepon pada 2 Januari 2021, di mana Trump diduga mendesak pejabat tinggi urusan pemilu di Georgia, Brad Raffensperger, untuk menemukan surat suara yang cukup, agar Trump dapat membalikkan kekalahannya yang tipis di negara bagian tersebut. Raffensperger menolak untuk melakukan itu.
Empat hari kemudian, pada 6 Januari 2021, dan dua minggu sebelum Trump melepaskan jabatannya, para pendukungnya menyerbu Gedung Kongres AS. Serbuan itu sebagai salah satu upaya untuk mencegah anggota parlemen mengesahkan kemenangan Joe Biden.
(mae/fas)