- Rusia Dituduh Tembak Jatuh Pesawat Bos Wagner!
Rusia dituduh sebagai dalang di balik jatuhnya pesawat yang membawa bos tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin saat terbang dari Moskow menuju ke Saint Petersburg. Pendukung Wagner Group menuding pesawat itu 'ditembak jatuh' saat mengudara di atas wilayah Tver oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Alarabiya News, Kamis (24/8/2023), tuduhan itu dilontarkan oleh saluran Telegram yang berafiliasi dengan tentara bayaran Wagner, Grey Zone.
"Pesawat itu ditembak jatuh di langit di atas wilayah Tver oleh pasukan pertahanan udara pada Kementerian Pertahanan Rusia," tuduh Grey Zone dalam saluran Telegram miliknya, tanpa menyertakan bukti.
- Meski Diprotes, Jepang Mulai Buang Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut
Jepang memulai pembuangan air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima pada Kamis (24/8) waktu setempat, dalam proses yang memakan waktu beberapa dekade. Tokyo bersikeras menyatakan proses itu aman, meskipun reaksi keras diberikan China yang merupakan negara tetangganya.
Seperti dilansir AFP, Kamis (24/8/2023), momen pembuangan awal melibatkan air limbah yang jumlah setara dengan 540 kolam renang standar Olimpiade, yang dilepaskan ke perairan Samudra Pasifik selama beberapa dekade ke depan.
Tayangan secara langsung yang disiarkan operator PLTN Fukushima, TEPCO, menunjukkan para insinyur di balik layar komputer dan seorang pejabat setempat mengatakan -- setelah hitungan mundur dilakukan -- bahwa 'katup di dekat pompa transportasi air laut sudah terbuka'.
- Lagi-lagi, Korut Gagal Luncurkan Satelit Mata-mata ke Luar Angkasa
Korea Utara (Korut) mengumumkan upaya keduanya untuk menempatkan satelit mata-mata ke orbit luar angkasa berujung kegagalan pada Kamis (24/8) waktu setempat. Peluncuran terbaru ini dilakukan selang tiga bulan setelah peluncuran pertama yang juga gagal, dengan satelit Pyongyang jatuh ke lautan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (24/8/2023), peluncuran satelit mata-mata dilakukan Korut setelah Kim Jong Un menjadikan pengembangan sistem 'mata militer' di angkasa sebagai prioritas utama. Pyongyang juga mengklaim satelit mata-mata menjadi penyeimbang yang diperlukan bagi peningkatan aktivitas militer Amerika Serikat (AS) di kawasan.
Badan Pengembangan Dirgantara Nasional (NADA), sebut kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA), telah 'melakukan peluncuran kedua satelit pengintai Malligyong-1' pada Kamis (24/8) waktu setempat.
(nvc/nvc)