Persiapan akhir untuk membuang air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak di Jepang dimulai pada Rabu (23/8) waktu setempat. Rencananya air limbah PLTN Fukushima itu akan dilepas ke Samudra Pasifik pada Kamis (24/8) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Rabu (23/8/2023), rencana Tokyo untuk membuang air limbah PLTN Fukushima ke Pasifik itu tetap dilakukan meskipun mendapatkan protes keras dari China dan diwarnai larangan impor sebagian untuk makanan laut Jepang oleh Hong Kong dan Macau.
Operator PLTN Fukushima, TEPCO, mengatakan pada Selasa (22/8) waktu setempat bahwa pihaknya mengencerkan satu meter kubik air limbah dengan sekitar 1.200 meter meter kubik air laut, dan membiarkannya mengalir ke dalam saluran pipa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air itu akan diuji dan kemudian mulai Kamis (24/8) besok akan dilepaskan ke lautan, bersama dengan lebih banyak air yang disimpan di lokasi, yang akan dipindahkan dan diencerkan.
PLTN Fukushima-Daiichi mengalami kehancuran akibat gempa bumi besar dan tsunami dahsyat yang menewaskan sedikitnya 18.000 orang pada Maret 2011, yang membuat tiga reaktor nuklir di PLTN itu hancur. Kehancuran PLTN Fukushima itu tercatat sebagai salah satu bencana atom terburuk di dunia.
TEPCO sejak saat itu mengumpulkan 1,34 juta meter kubik air -- setara nyaris 540 kolam renang ukuran Olimpiade -- yang sebelumnya digunakan untuk mendinginkan sisa-sisa reaktor yang masih mengandung radioaktif tinggi, bercampur dengan air tanah dan hujan yang merembes masuk.
Sebuah sistem khusus, sebut TEPCO, telah menyaring semua nuklida radioaktif, kecuali tritium yang kadarnya disebut berada dalam batas aman. Air limbah itu akan dibuang ke lautan dengan kecepatan maksimum mencapai 500.000 liter per hari di lepas pantai timur laut Jepang.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pelepasan air limbah PLTN Fukushima itu mendapat dukungan badan pengawas atom PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang mengerahkan staf di lokasi pada Kamis (24/8) saat pelepasan dimulai. Proses pelepasan air limbah PLTN Fukushima ini akan memakan waktu selama beberapa dekade ke depan.
Keputusan membuang air limbah PLTN Fukushima ke lautan ini menuai protes keras China, yang menuduh Jepang memperlakukan lautan seperti 'saluran pembuangan'. Beijing memberlakukan larangan impor makanan dari 10 prefektur, dari total 47 prefektur Jepang, sebelum pelepasan dilakukan.
China juga memanggil Duta Besar Jepang pada Selasa (22/8) waktu setempat untuk menyampaikan protes resmi.
Sementara Hong Kong dan Macau, yang masih termasuk wilayah China, memberlakukan larangan impor 'produk akuatik' dari 10 wilayah Jepang yang sama.
Para analis mengatakan bahwa meskipun China memiliki kekhawatiran mendalam akan keamanan, namun reaksi keras yang diberikan itu dinilai sebagian besar dimotivasi oleh persaingan ekonomi dan hubungan dingin dengan Jepang.