Sejumlah pakar keselamatan penerbangan Amerika Serikat (AS) turut membantu otoritas Malaysia dalam mencari petunjuk di lokasi jatuhnya pesawat jet pribadi di ruas jalan tol dekat ibu kota negara tersebut. Kecelakaan tragis yang terjadi pekan lalu itu menewaskan sedikitnya 10 orang.
Seperti dilansir AFP, Senin (21/8/2023), pesawat model Beechcraft Model 390 itu meledak menjadi bola api saat terjatuh pada Kamis (17/8) pekan lalu, di ruas jalanan Selangor, yang terletak di sebelah barat Kuala Lumpur.
Delapan orang yang ada di dalam pesawat yang jatuh itu tewas, yang terdiri atas enam penumpang dan dua awak pesawat. Sementara dua pengendara tewas setelah tertimpa puing pesawat yang jatuh ke jalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penyelidik dari Biro Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA), dan pabrikan pesawat itu terlihat sedang memeriksa puing-puing pesawat pada Senin (21/8) waktu setempat.
"Mereka sudah ada di sini pagi ini," tutur kepala kepolisian setempat, Mohamad Iqbal Ibrahim, kepada AFP.
Tim penyelidik AS yang beranggotakan 12 orang itu juga menerbangkan drone di atas lokasi jatuhnya pesawat.
Perekam suara kokpit (CVR) pada pesawat yang jatuh telah ditemukan dan saat ini sedang dianalisi oleh para penyelidik kecelakaan udara Malaysia. CVR merekam apa yang terjadi di dalam kokpit, termasuk percakapan terakhir para awak pesawat dan suara-suara lainnya.
Lihat Video 'Detik-detik Pesawat Jatuh Hantam Mobil-Motor di Jalanan Selangor Malaysia':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Sama seperti beberapa pesawat kecil lainnya, Kepala Kepolisian Malaysia Razarudin Husain menyebut pesawat yang jatuh itu tidak memiliki perekam data penerbangan.
Pesawat jet pribadi itu lepas landas dari pulau resor Langkawi dan terbang mendekati Bandara Sultan Abdul Aziz Shah di Selangor saat kecelakaan terjadi.
Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke sebelumnya mengatakan bahwa pesawat itu sudah diizinkan untuk mendarat, tapi 'berbelok ke kanan jalur pendaratan' sebelum terjatuh.
Insiden serupa pernah terjadi pada September 1977 silam, ketika sebuah pesawat Japan Airlines yang terbang menuju ke Singapura terjatuh di dekat lokasi kecelakaan pada Kamis 17/8) lalu. Kecelakaan pada saat itu menewaskan 34 orang dari total 79 penumpang dan awak yang ada di dalamnya.