Misi pertama Rusia dalam nyaris 50 tahun terakhir untuk mendaratkan kendaraan luar angkasa ke Bulan berakhir gagal. Kendaraan luar angkasa bernama Luna-25 kehilangan kendali dan berakhir menabrak permukaan Bulan setelah mengalami masalah dalam persiapan untuk orbit pra-pendaratan.
Kegagalan ini menandai penurunan tragis dalam program luar angkasa Rusia, terutama era Uni Soviet, yang dulu begitu perkasa.
Seperti dilansir Reuters, Senin (21/8/2023), badan antariksa Rusia, Roskosmos, mengumumkan pihaknya kehilangan kontak dengan Luna-25 pada Sabtu (19/8) sekitar pukul 11.57 waktu GMT, setelah kendaraan luar angkasa itu didorong ke orbit sebelum melakukan pendaratan di kutub selatan pada permukaan Bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendaratan secara lembut awalnya direncanakan pada Senin (21/8) waktu setempat.
"Kendaraan itu bergerak ke orbit yang tidak bisa diprediksi dan lenyap akibat tabrakan dengan permukaan Bulan," ungkap Roskosmos dalam pernyataannya.
Disebutkan juga bahwa komisi antar departemen telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab di balik hilang kontaknya Luna-25 saat menjalankan misi ke Bulan.
Misi ini sempat memberikan harapan baru di Rusia bahwa negara itu akan kembali ke dalam kompetisi besar untuk meluncurkan misi ke Bulan.
Kegagalan ini menggarisbawahi penurunan kekuatan luar angkasa Rusia sejak hari-hari kejayaan dalam persaingan era Perang Dingin ketika Moskow menjadi yang pertama meluncurkan satelit ke orbit Bumi, yakni Sputnik 1 tahun 1957 silam.
Kosmonaut Uni Soviet, Yuri Gagarin, juga menjadi manusia pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa tahun 1961 silam.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Kegagalan misi Rusia ke Bulan ini terjadi ketika negara itu menghadapi tantangan eksternal terbesar dalam beberapa dekade terakhir, dengan adanya tekanan sanksi Barat dan perang yang dipicunya di Ukraina -- yang tercatat sebagai perang terbesar di kawasan Eropa sejak Perang Dunia II.
Misi ke Bulan dengan Luna-25 ini menjadi yang pertama bagi Rusia sejak Luna-24 diluncurkan tahun 1976 silam, saat Leonid Brezhnev memerintah Kremlin. Dengan kata lain, ini menjadi misi Rusia ke Bulan yang pertama dalam 47 tahun terakhir.
Kegagalan yang dialami Rusia ini dinilai bisa berdampak pada program misi ke Bulan yang dikembangkan negara itu. Para ilmuwan Rusia berulang kali mengeluhkan bahwa program luar angkasa negara itu telah dilemahkan oleh manajemen buruk yang tertarik pada proyek luar angkasa yang tidak realistis.
Tidak hanya itu saja, manajemen program luar angkasa Rusia juga dilaporkan digerogoti korupsi.
"Sangat menyedihkan karena tidak mungkin untuk mendaratkan kendaraan itu," ucap fisikawan dan astronomi terkemuka era Soviet, Mikhail Marov, yang berusia 90 tahun. Dia dirawat di rumah sakit setelah berita kegagalan misi Luna-25 diumumkan, namun detail penyakitnya tidak diungkap ke publik.
Berbicara kepada Moskovsky Komsomolets, Marov mengharapkan penyebab di balik kegagalan misi Luna-25 itu akan dibahas dan diselidiki secara saksama.