Seorang perawat bernama Lucy Letby (33) melakukan aksi keji terhadap bayi-bayi yang harusnya dia rawat di rumah sakit. Lucy Letby dengan sadis melakukan pembunuhan berantai terhadap bayi-bayi tak berdosa itu.
Dilansir AFP, Sabtu (19/8/2023), Letby telah dinyatakan oleh juri bersalah karena membunuh tujuh bayi yang baru lahir dan melakukan percobaan pembunuhan terhadap enam bayi lainnya di rumah sakit tempat dia bekerja. Lucy Letby telah diadili sejak Oktober 2022.
"Keadilan telah ditegakkan," kata keluarga para korban dalam pernyataan bersama di luar Manchester Crown Court.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga korban menegaskan keadilan tak akan bisa menghilangkan rasa sakit mereka. Keluarga para korban menyatakan kesedihan yang dialami sangat ekstrem.
"Keadilan ini tidak akan menghilangkan rasa sakit, kemarahan, dan kesusahan yang ekstrem yang kita semua miliki," katanya.
Letby sendiri menahan air mata setelah juri membacakan keputusan. Letby tidak hadir dalam persidangan yang digelar pada hari Jumat (18/8) waktu setempat untuk mendengar keputusan akhir para juri.
Juri membebaskan Letby dari dua dakwaan. Juri juga menyatakan tidak dapat mengambil keputusan atas enam dakwaan lainnya.
Sementara itu, jaksa meminta waktu 28 hari untuk mempertimbangkan apakah akan menempuh persidangan ulang atas tuduhan tersebut. Jika tak ada perubahan, vonis Letby dalam kasus pembunuhan tujuh bayi akan dibacakan Senin mendatang.
Dia disebut tidak akan menghadiri persidangan untuk mendengarkan nasibnya, tetapi dia menghadapi kemungkinan tidak akan pernah dibebaskan dari penjara.
Suntikkan Udara hingga Insulin ke Bayi
Letby disebut secara sengaja menyuntikkan insulin dan udara ke bayi-bayi yang baru lahir hingga tewas. Dia juga disebut berupaya membunuh enam bayi lainnya yang dirawat di unit neonatal rumah sakit tempatnya bekerja.
Dilansir Reuters, Sabtu (19/8/2023), bayi yang menjadi korban Letby itu terdiri dari lima bayi laki-laki dan dua bayi perempuan. Ketujuh korban tewas saat dirawat di rumah sakit Countess of Chester.
Letby juga disebut menyerang beberapa bayi baru lahir lainnya pada tahun 2015-2016. Tindakan keji itu dilakukan saat Letby sedang bekerja sif malam.
Vonis bersalah itu, menurut laporan media lokal, menjadikan Letby sebagai pembunuh berantai anak dengan korban paling banyak dalam sejarah modern di Inggris. Para jaksa menyebut Letby telah meracuni bayi yang menjadi korbannya dengan insulin.
Letby juga menyuntikkan udara ke bayi-bayi lainnya atau memaksa mereka meminum susu. Dalam aksinya, Letby terkadang melakukan sejumlah serangan sebelum korban-korbannya meninggal.
"Saya sengaja membunuh mereka karena saya tidak cukup baik untuk merawat mereka," demikian bunyi sebuah catatan bertuliskan tangan yang ditemukan polisi yang menggeledah rumah Letby setelah dia ditangkap.
"Saya orang jahat yang mengerikan. SAYA JAHAT TELAH MELAKUKAN INI," imbuh catatan itu.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Beberapa bayi yang menjadi korban merupakan saudara kembar, di mana dalam satu kasus dia membunuh dua bayi kembar dan dalam dua kasus lainnya dia hanya membunuh salah satu dari bayi kembar itu. Bayi paling muda yang menjadi korban dilaporkan baru berusia satu hari.
Tindakan keji Letby itu terbongkar ketika sejumlah dokter senior di rumah sakit itu mengkhawatirkan jumlah kematian yang tidak bisa dijelaskan dalam unit neonatal -- tempat bayi-bayi prematur atau bayi yang sakit dirawat -- selama 18 bulan sejak Januari 2015.
Para dokter itu tidak bisa menemukan alasan medisnya. Polisi kemudian dipanggil untuk melakukan penyelidikan dan akhirnya berujung pada Letby yang merawat bayi-bayi yang meninggal itu yang dituduh sebagai 'kehadiran jahat terus-menerus ketika keadaan memburuk'.
Letby terancam dijatuhi hukuman penjara yang panjang, kemungkinan hukuman penjara seumur hidup.
Siapa Lucy Letby?
Dilansir BBC, Letby lahir pada 4 Januari 1990 dan dibesarkan di Hereford bersama ibu dan ayahnya, John dan Susan, yang sejak telah menyaksikan jalannya persidangan putri mereka dari bangku penonton sejak Oktober 2022. Letby bersekolah di kota itu dan memilih mata pelajaran yang dia yakini akan membantunya mencapai tujuan dan cita-citanya.
"Saya selalu ingin bekerja dengan anak-anak," katanya kepada juri dan menambahkan bahwa dia telah memilih A-level (pendidikan kualifikasi) "yang paling mendukung karier itu".
Letby, yang menjadi orang pertama di keluarganya yang belajar di universitas, kuliah jurusan keperawatan selama tiga tahun di University of Chester. Selama studinya, Letby menyelesaikan banyak penempatan kerja.
Mayoritas penempatan kerja itu berbasis di Rumah Sakit Countess of Chester, di bangsal anak atau unit neonatal. Dia kemudian mendapatkan kualifikasi sebagai perawat Band 5 (perawat utama) pada September 2011 dan mulai bekerja penuh waktu di rumah sakit dari Januari 2012 sebelum mendapat kualifikasi untuk bekerja dengan bayi dalam perawatan intensif pada tahun 2015.
Letby mengatakan kepada pengadilan bahwa pekerjaannya sejak saat itu "sebagian besar" dihabiskan untuk merawat bayi-bayi yang paling sakit di unit tersebut. Dia juga mengungkap bagaimana dia membimbing lima atau enam perawat siswa dan memperkirakan bahwa dia telah merawat ratusan bayi yang baru lahir selama 2015 dan 2016.
Pada bulan September 2016, Letby secara resmi diberitahu dalam sebuah surat dari serikat perawat Inggris, Royal College of Nursing, bahwa dia sedang diselidiki atas kematian sejumlah bayi. Awal tahun itu juga, dia dikeluarkan dari tugas klinis oleh manajemen rumah sakit dan dipindahkan ke peran administrasi di kantor risiko dan keselamatan pasien.
Pada saat itu, dia percaya langkah ini bermaksud memeriksa bahwa staf kompeten untuk melakukan pekerjaan mereka dan berharap dapat kembali ke pekerjaan yang dia cintai.
Enam tahun kemudian Letby - yang tidak memiliki catatan pidana, teguran, atau peringatan sebelumnya dari penegak hukum - duduk di hadapan majelis hakim dengan label sebagai oportunis yang "licik dan penuh perhitungan". Dia juga disebut "memanipulasi" rekan-rekannya secara psikologis untuk menutupi "perbuatan keji"-nya.
Tim pengacaranya berargumen bahwa kematian dan nyaris mati bayi-bayi adalah karena "kegagalan berantai dalam perawatan" di unit dan Letby adalah korban dari "sistem yang ingin menyalahkan orang ketika gagal". Letby ditahan sejak November 2020 dan telah menghabiskan waktu di empat penjara berbeda.
Letby sendiri ditangkap lewat operasi Hummingbird yang diluncurkan pada 2017 oleh Polisi Cheshire. Letby ditangkap di rumahnya di Chester pada Juli 2018. Detektif juga telah mengumpulkan bukti sebanyak 32.000 halaman, memilah-milah berim-rim catatan medis, dan mewawancarai 2.000 orang, dengan 250 diidentifikasi sebagai saksi potensial.