Sebuah pesawat jenis Airbus A380 dari maskapai British Airways terpaksa mengudara selama 10 jam tanpa tujuan yang jelas, ketika wilayah udara Niger di kawasan Afrika Barat tiba-tiba ditutup pada Minggu (6/8) malam waktu setempat. Pesawat itu seharusnya terbang dari Johannesburg menuju ke London.
Seperti dilansir The Independent, Senin (7/8/2023), beberapa penerbangan lainnya dengan rute antara Inggris dan Afrika Selatan juga diubah atau dialihkan untuk mengambil bahan bakar tambahan atau kembali ke titik awal sebagai dampak penutupan wilayah udara Niger.
Usai kudeta militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum terjadi pada akhir Juli lalu, blok regional negara-negara Afrika Barat atau ECOWAS mengancam akan melakukan intervensi untuk mengembalikan kekuasaan Bazoum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merespons ultimatum itu, junta militer yang kini berkuasa di Niger, yang dipimpin Jenderal Abdourahmane Tchiani, memutuskan untuk menutup wilayah udara yang luas di negara itu -- luasnya disebut mencapai enam kali luar wilayah Inggris Raya.
Penutupan wilayah udara Niger itu berlaku sejak Minggu (6/8) tengah malam waktu setempat, atau Minggu (6/8) siang waktu Inggris. Beberapa penerbangan dengan rute Inggris-Afrika Selatan diketahui sudah mengudara saat penutupan dilakukan.
Wilayah udara Sudan dan Libya terlebih dulu ditutup untuk penerbangan komersial. Ditambah penutupan wilayah udara Niger, itu berarti sekarang ada hambatan untuk rute penerbangan utara-selatan yang melintasi kawasan Afrika yang membentang sekitar 4.184 kilometer dari sebelah barat Niger hingga ke Laut Merah.
Pesawat British Airways dengan nomor penerbangan BA56 yang terbang dari Johannesburg harus mengudara hingga ke Chad, sebelum berputar kembali ke titik awalnya. Penerbangan itu beroperasi dengan pesawat jenis Airbus A380 'SuperJumbo' yang mampu mengangkut hingga 500 penumpang.
Penerbangan British Airways lainnya, dengan nomor penerbangan BA64, yang mengudara dari Nairobi menuju Bandara Heathrow di London, Inggris, menempuh jalur yang sama dan berputar kembali ke ibu kota Kenya setelah tiga jam.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sementara itu, pesawat Virgin Atlantic VS450 yang terbang dari Johannesburg menuju Bandara Heathrow menjadi penerbangan pertama yang dialihkan sebagai dampak penutupan wilayah udara Niger. Pesawat itu lepas landas secara normal dari Johannesburg dan terbang melintasi Botswana dan Angola dalam perjalanan menuju ke Chad -- namun kemudian terpaksa berbelok ke arah barat untuk terbang ke Lagos guna mengambil bahan bakar tambahan.
Penerbangan dengan menggunakan pesawat Boeing 787 itu mendarat hampir empat jam lebih lambat dari jadwal seharusnya. Para penumpang pesawat itu tidak berhak atas kompensasi karena pengalihan penerbangan itu dianggap sebagai 'situasi luar biasa'.
Sementara pesawat British Airways lainnya, dengan nomor penerbangan BA58, dari Cape Town menuju London juga dialihkan melalui Lagos. Pesawat itu lepas landas seperti biasa pada Minggu (6/8) malam dan mengikuti jalur normal melintasi Namibia, Angola, Gabon, Kamerun dan Nigeria.
Namun data pada pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan pesawat itu sempat memasuki wilayah udara Niger secara singkat saat instruksi 'NOTAM' untuk pilot dirilis. Penerbangan dengan pesawat jenis Boeing 777 itu kemudian berbelok ke arah barat daya dan mengudara hampir sepanjang Nigeria, sebelum mendarat di Lagos pada Senin (7/8) dini hari, sekitar pukul 01.38 waktu Inggris.
Sama seperti pesawat Virgin Atlantic, pesawat British Airways itu mengalami keterlambatan hingga empat jam.
Mengudara ke arah selatan, sebuah pesawat British Airways lainnya dengan nomor penerbangan BA55 yang lepas landas dari London menuju Johannesburg terpaksa terbang hingga ke Aljazair sebelum terbang kembali ke London. Pesawat itu mendarat di Bandara Heathrow, London, pada Senin (7/8) sekitar pukul 04.40 waktu Inggris.
Satu penerbangan British Airways lainnya, dengan nomor penerbangan BA57, berhasil lepas landas secara normal dan mengambil jalur barat menuju Johannesburg, lalu mendarat sekitar satu jam lebih lambat dari jadwal. Sementara British Airways rute London-Cape Town yang lepas landas sebelum jam 01.00 pagi, diperkirakan mendarat sekitar tiga jam lebih terlambat.
"Kami telah meminta maaf kepada para pelanggan yang terkena dampak atas gangguan pada perjalanan mereka. Tim kami sedang bekerja keras untuk memulihkannya secepat mungkin," demikian pernyataan juru bicara British Airways.