Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan Rusia sengaja menghantam situs-situs di Ukraina yang digunakan untuk menyimpan biji-bijian yang akan diekspor. Zelensky menilai serangan rudal Rusia itu juga berdampak pada kehidupan dunia.
Dilansir AFP, Rabu (19/7/2023), Rusia menggempur wilayah selatan Ukraina di Odesa dengan rudal dan pesawat tak berawak pada Rabu dini hari. Serangan malam kedua berturut-turut terjadi sejak Moskow menarik diri dari kesepakatan ekspor biji-bijian.
"Teroris Rusia dengan sengaja menargetkan infrastruktur kesepakatan biji-bijian, dan setiap rudal Rusia merupakan pukulan tidak hanya bagi Ukraina, tetapi bagi semua orang di dunia yang menginginkan kehidupan yang normal dan aman," kata Zelensky di Telegram, seperti dilansir AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor Kejaksaan Agung mengatakan itu adalah serangan terbesar di pantai Laut Hitam Odesa sejauh ini. Kejaksaan mengatakan 10 warga sipil, termasuk seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, terluka akibat serangan itu.
Para pejabat mengatakan terminal biji-bijian dan infrastruktur di pelabuhan Odesa dan Chornomorsk telah diserang. Kyiv mengatakan Rusia telah menembakkan rudal jelajah berbasis udara, darat dan laut, termasuk Kalibr, dan 32 drone buatan Iran.
Sementara itu, angkatan udara Ukraina mengatakan 37 target udara telah dihancurkan, termasuk 13 rudal jelajah Kalibr, satu rudal berpemandu X-59 dan 23 drone.
Selain infrastruktur pelabuhan, sejumlah gedung apartemen, hotel, dan gudang rusak akibat serangan Rusia itu.
"X-59 ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara saat mendekati pantai dan jatuh di salah satu lingkungan Odesa, menciptakan kawah besar, dengan gelombang ledakan yang merusak beberapa bangunan di sekitarnya," kata kepala administrasi militer daerah Odesa, Oleg Kiper.
Lihat Video: Serangan Rusia Bidik Odesa, Hancurkan Infrastruktur Penting