Para petugas penyelamat berhasil menemukan dan mengevakuasi satu jenazah terakhir dari terowongan atau underpass di Korea Selatan (Korsel) yang terendam banjir parah. Dari total 41 orang yang tewas akibat bencana alam di Korsel, sekitar 14 orang di antaranya ditemukan tewas di underpass yang digenangi banjir sejak akhir pekan itu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (18/7/2023), bencana banjir ini terjadi saat Korsel sedang berada di puncak musim penghujan yang terjadi saat musim panas masih menyelimuti negara tersebut. Hujan lebat yang mengguyur selama berhari-hari memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.
Sungai-sungai setempat dan waduk maupun bendungan meluap. Lebih banyak hujan diperkirakan masih akan mengguyur dalam beberapa hari ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Dalam Negeri Korsel mengatakan bahwa total sedikitnya 41 orang tewas dan sembilan orang lainnya masih hilang di beberapa wilayah akibat hujan lebat yang memicu banjir dan longsor itu. Kebanyakan korban tewas ditemukan tertimbun longsor atau jatuh ke dalam waduk yang meluap.
Operasi pencarian dan penyelamatan di terowongan atau underpass sepanjang 430 meter di Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara itu, telah diakhiri pada Senin (17/7) malam waktu setempat setelah tim penyelamat menemukan dan mengevakuasi satu jenazah terakhir.
Underpass itu digenangi banjir sejak Sabtu (16/7) pagi setelah aliran banjir menerjang terlalu cepat sehingga kendaraan-kendaraan yang ada di dalamnya tidak bisa menyelamatkan diri.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, total ada 17 kendaraan, termasuk sebuah bus, yang terjebak di dalam underpass yang digenangi air itu. Total 14 orang ditemukan tewas di underpass tersebut.
Ditambahkan oleh Kementerian Dalam Negeri bahwa underpass itu akan tetap ditutup untuk pemeriksaan tambahan sebagai bagian dari penyelidikan penyebab insiden mematikan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video: Korban Tewas Akibat Banjir Korsel Tambah Jadi 33 Orang
Pada Senin (17/7) waktu setempat, pemerintah dan Kepolisian Korsel meluncurkan penyelidikan terpisah terhadap banjir yang menggenangi underpass itu. Sementara Presiden Yoon Suk Yeol menyalahkan salah urus dalam menghadapi situasi darurat bencana yang memicu hilangnya banyak nyawa.
Sebagian besar korban tewas dalam bencana banjir dan longsor ini, termasuk 19 korban tewas di antaranya dan delapan korban hilang di antaranya, berasal dari Provinsi Gyeongsang Utara, dan kebanyakan kematian disebabkan oleh longsor besar-besaran di area pegunungan yang menimbun rumah-rumah warga.
Badan Meteorologi Korea memperkirakan hujan lebih deras akan mengguyur hingga Rabu (18/7) waktu setempat, dan mengimbau masyarakat untuk 'menahan diri untuk tidak pergi keluar'.
Korsel diketahui sering dilanda banjir selama periode musim panas yang diwarnai hujan, namun negara ini biasanya memiliki persiapan yang baik dan jumlah korban jiwa biasanya relatif rendah. Para ilmuwan mengatakan bahwa perubahan iklim telah membuat peristiwa cuaca di seluruh dunia menjadi lebih ekstrem dan lebih sering terjadi.