Jerman untuk pertama kalinya akan mengirimkan ratusan tentara ke wilayah Australia. Pengerahan tentara oleh Berlin ini menjadi bagian dari latihan gabungan dengan sekitar 30.000 tentara dari 12 negara lainnya, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, langka mengirimkan pasukan militer ke Australia ini dinilai juga menggarisbawahi pengalihan fokus Jerman ke kawasan Indo-Pasifik di tengah meningkatnya ketegangan dengan China di kawasan tersebut. Demikian seperti dilansir Reuters, Senin (10/7/2023).
Dalam beberapa tahun terakhir, Berlin memiliki kehadiran militer yang lebih besar di kawasan Indo-Pasifik, meskipun ini juga berarti negara Eropa tersebut berada dalam situasi sulit antara kepentingan keamanan dan ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan wilayah yang sangat penting bagi kami di Jerman, dan juga bagi Uni Eropa karena adanya ketergantungan ekonomi," ucap Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal Jerman Alfons Mais, kepada Reuters dalam wawancara yang dirilis Senin (10/7) waktu setempat.
Wawancara itu dirilis beberapa jam sebelum kelompok pertama tentara Jerman berangkat ke Australia.
Mais mengatakan bahwa hingga 240 tentara Jerman, di antaranya 170 tentara penerjun payung dan 40 marinir, akan berpartisipasi dalam latihan gabungan bernama Talisman Sabre yang dijadwalkan digelar pada 22 Juli hingga 4 Agustus.
Latihan gabungan itu merupakan latihan terbesar antara Australia dan Amerika Serikat (AS), yang digelar dua kali dalam setahun.
Lihat juga Video 'Libatkan 25 Negara, NATO Gelar Latihan Udara Terbesar dalam Sejarah':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Tentara-tentara Jerman itu akan berlatih perang di hutan dan melalukan latihan operasi pendaratan bersama tentara-tentara dari negara-negara lainnya, seperti Indonesia, Jepang, Korea Selatan (Korsel), Prancis dan Inggris.
"Kami bermaksud menunjukkan bahwa kami adalah mitra yang andal dan mampu berkontrobusi untuk menstabilkan tatanan berbasis aturan di kawasan ini," sebut Mais dalam wawancara dengan Reuters.
Ketika ditanya soal pesan apa yang ingin dikirimkan untuk China dengan adanya pengerahan pertama tentara Jerman ke Australia, Mais menekankan bahwa BErlin tidak bermaksud memusuhi siapa pun.
"Pada umumnya masuk akal untuk mengetahui perspektif yang dimiliki orang lain terhadap dunia," ucap Mais, sembari menambahkan bahwa tantangan keamanan saat ini jauh lebih tidak jelas dibandingkan sebelum tahun 1990.
"Perang Dingin itu mudah, itu merupakan dunia dua kutub. Hari ini, kita tidak bisa lagi fokus hanya pada Eropa ... kita harus memposisikan diri kita jauh lebih luas," imbuhnya.
China diketahui merupakan mitra perdagangan terpenting Jerman, dan sekitar 40 persen perdagangan luar negeri Eropa mengalir melalui Laut China Selatan, jalur air yang menjadi titik fokus sengketa teritorial di kawasan Indo-Pasifik.
Tahun 2021 lalu, sebuah kapal perang Jerman berlayar ke Laut China Selatan untuk pertama kalinya dalam nyaris 20 tahun terakhir. Tahun lalu, Berlin mengirimkan 12 pesawat militernya untuk ikut latihan gabungan di Australia -- pengerahan Angkatan Udara terbesar selama masa damai.