Korut Ikut Protes Buntut Rencana Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut

Korut Ikut Protes Buntut Rencana Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut

Tim detikcom - detikNews
Senin, 10 Jul 2023 06:31 WIB
North Korean leader Kim Jong Un attends a session of the sixth enlarged meeting of the eighth Central Committee of the Workers Party, in Pyongyang, North Korea, in this photo released on January 1, 2023 by North Koreas Korean Central News Agency (KCNA). KCNA via REUTERS
Kim Jong Un (Foto: KCNA via REUTERS)
Jakarta -

Korea Utara (Korut) ikut memprotes rencana Jepang membuang air limbah nuklir Fukushima ke laut. Bahkan, Korut meminta masyarakat internasional untuk menghentikan langkah 'jahat' Jepang.

Dilansir CNN, Minggu (9/7/2023), Departemen Perlindungan Lingkungan Korea Utara, mengatakan masyarakat internasional tidak boleh duduk diam melihat langkah Jepang. Menurutnya hal ini merupakan langkah untuk mengganggu lingkungan dan masyarakat.

"Masyarakat internasional yang adil tidak boleh duduk dan menonton tindakan jahat, anti-kemanusiaan, dan memicu perang oleh kekuatan korup yang mencoba mengganggu rumah manusia di planet biru - dan (semua pihak) harus bersatu untuk sepenuhnya menghentikan dan menghancurkan mereka," kata Departemen Perlindungan Lingkungan Korea Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Korea Utara yang dilaporkan oleh outlet media pemerintah KCNA itu muncul setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB mengatakan pekan lalu bahwa rencana Tokyo aman dan sejalan dengan standar internasional untuk keamanan lingkungan.

Pernyataan Pyongyang adalah yang terbaru dari serangkaian keprihatinan yang disuarakan oleh negara-negara tetangga seperti Korea Selatan, China, dan Kepulauan Pasifik - yang semuanya khawatir tentang potensi kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

ADVERTISEMENT

Simak halaman selanjutnya

Simak juga Video: Sisa-sisa Roket Satelit Mata-mata Korut Ditemukan Lagi, Ini Wujudnya

[Gambas:Video 20detik]



Otoritas bea cukai China pada hari Jumat mengumumkan larangan impor makanan dari 10 prefektur Jepang termasuk Fukushima akan tetap berlaku dan akan memperkuat inspeksi untuk memantau "zat radioaktif, untuk memastikan keamanan impor makanan Jepang ke China."

Persetujuan PBB tidak banyak membantu meyakinkan para nelayan dan penduduk yang masih terkena dampak bencana tahun 2011.

Berbicara kepada CNN dalam wawancara baru-baru ini di Tokyo, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan dia telah bertemu dengan kelompok nelayan Jepang dan wali kota setempat dan mengakui ketakutan mereka.

IAEA mengatakan bahwa tidak ada pilihan yang lebih baik untuk mengatasi penumpukan besar-besaran air limbah yang dikumpulkan sejak bencana.

"Disposisi saya ... adalah mendengarkan, dan menjelaskan untuk mengatasi semua kekhawatiran yang mereka miliki," katanya.

"Ketika seseorang mengunjungi Fukushima, itu cukup mencengangkan, saya bahkan akan mengatakan tidak menyenangkan, melihat semua tangki ini, lebih dari satu juta ton air yang mengandung radionuklida - membayangkan bahwa ini akan dibuang ke laut. Jadi segala macam ketakutan muncul, dan seseorang harus menanggapinya dengan serius, untuk mengatasi dan menjelaskan," tuturnya.

Sebagai informasi, bencana pada tahun 2011 menyebabkan inti reaktor pabrik terlalu panas dan mencemari air di dalam fasilitas dengan bahan radioaktif tinggi.

Sejak itu, air baru dipompa untuk mendinginkan puing-puing bahan bakar di dalam reaktor. Air tanah dan air hujan juga bocor, menghasilkan lebih banyak air limbah radioaktif yang kini berukuran 1,32 juta metrik ton - cukup untuk mengisi lebih dari 500 kolam renang berukuran Olimpiade.

Halaman 2 dari 2
(dwia/lir)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads