Kapal yang membawa migran dari Tunisia tenggelam saat menyeberangi Mediterania ke Italia. Satu orang tewas dan sepuluh orang lainnya dilaporkan hilang.
Dilansir Reuters, Minggu (9/7/2023), Tunisia menghadapi krisis migrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Negara ini telah menggantikan Libya sebagai titik keberangkatan utama bagi orang-orang yang melarikan diri dari kemiskinan dan konflik di Afrika dan Timur Tengah dengan harapan akan kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Tragedi terbaru meningkatkan jumlah korban tewas dan hilang di lepas pantai negara Afrika Utara menjadi lebih dari 600 pada paruh pertama tahun 2023. Angka ini jauh lebih banyak daripada tahun sebelumnya, menurut angka yang dikumpulkan oleh Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang hakim di kota Sfax, Faouzi Masmoudi, mengatakan Penjaga Pantai Tunisia menyelamatkan 11 orang dari kapal. Kapal tersebut berangkat dari pantai di lepas kota Zarzis.
Forum Hak Ekonomi dan Sosial Tunisia mengatakan bahwa jumlah korban tewas dan hilang dalam tenggelamnya kapal telah mencapai 608 orang. Mereka menyebut penjaga pantai telah menggagalkan upaya untuk menaiki perahu oleh sekitar 33.000 orang dari pantai Tunisia.
Tunisia berada di bawah tekanan dari negara-negara Eropa untuk menghentikan sejumlah besar orang yang berangkat dari pantainya. Namun Presiden Kais Saied mengatakan pihaknya tidak akan bertindak sebagai penjaga perbatasan.
Lihat juga Video: Aparat Bentrok dengan Pengunjuk Rasa saat Atasi Aksi Protes di Tunisia