Garda Revolusi Iran dilaporkan menyita sebuah kapal komersial di perairan Teluk, sehari setelah Amerika Serikat (AS) mencegah negara itu menyita dua kapal tanker asing di perairan dekat Oman. Teheran menegaskan kapal komersial yang disita itu membawa 'bahan bakar selundupan' seberat 900 metrik ton.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (7/7/2023), penyitaan kapal komersial oleh Iran itu awalnya dilaporkan oleh Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain. Disebutkan bahwa penyitaan itu kemungkinan berkaitan dengan aktivitas penyelundupan.
"Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) secara paksa menyita sebuah kapal komersial yang mungkin terlibat dalam aktivitas penyelundupan," sebut Armada Kelima Angkatan Laut AS dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga bahwa pasukan AS memantau insiden itu terjadi di perairan internasional, namun kemudian 'menilai keadaan peristiwa ini tidak memerlukan tanggapan lebih lanjut'. Pernyataan itu tidak menyebutkan lebih lanjut identitas kapal komersial tersebut.
"Pasukan AS tetap waspada dan siap untuk melindungi hak navigasi lalu lintas maritim yang sah di perairan kritis Timur Tengah," imbuh pernyataan Armada Kelima Angkatan Laut AS itu.
Penjelasan lantas diberikan oleh kantor berita Iran, Fars, yang melaporkan bahwa Garda Revolusi Iran menyita sebuah kapal tanker yang membawa muatan 900 metrik ton 'bahan bakar selundupan' berdasarkan perintah resmi pengadilan.
Disebutkan juga bahwa kapal tanker itu membawa 12 anak buah kapal (ABK) saat disita di perairan Teluk Persia pada Kamis (6/7) waktu setempat.
"Sebuah kapal yang membawa 900 ton bahan bakar selundupan, dengan 12 awak kapal, telah disita oleh kapal patroli Angkatan Laut Garda Revolusi di Teluk Persia atas perintah pengadilan," demikian seperti dilaporkan kantor berita Fars dari pelabuhan Bandar Abbas.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Tidak dijelaskan lebih lanjut soal kapal tanker yang disita itu.
Iran yang memiliki harga bahan bakar termurah di dunia karena subsidi besar dan anjloknya nilai mata uang nasionalnya, telah memerangi penyelundupan bahan bakar yang merajalela via daratan ke negara-negara tetangga dan via laut ke negara-negara Teluk Arab.
Penyitaan ini terjadi sehari setelah Angkatan Laut AS melaporkan berhasil mencegah dua upaya Angkatan Laut Iran menyita dua kapal tanker asing di perairan internasional dekat Oman, termasuk satu insiden di mana Iran melepaskan tembakan.
Dalam kedua insiden itu, Komando Pusat AS melaporkan kapal-kapal Iran meninggalkan lokasi setelah kapal militer AS muncul di lokasi kejadian.
Teheran dalam penjelasannya seperti dikutip kantor berita IRNA menyebut salah satu kapal tanker itu, Richmond Voyager, yang berbendera Bahama sebelumnya bertabrakan dengan sebuah kapal Iran hingga menyebabkan lima awak luka-luka dan memicu banjir di atas kapal.
Angkatan Laut Iran juga menegaskan pihaknya memiliki perintah pengadilan untuk menyita kapal tanker asing itu.
Lihat juga Video 'Serba-serbi Teknologi Rudal Hipersonik Milik Iran':