Gelombang panas terjadi di kawasan India, Meksiko, hingga Amerika Serikat (AS). Gelombang panas itu menewaskan ratusan orang dari tiga negara tersebut.
Dilansir Associated Press, Senin (19/6), panas di India nyaris mencapai 45 derajat Celcius. Sedikitnya 96 orang tewas akibat terik matahari yang tak tertahankan itu.
Menteri Kesehatan, Brijesh Pathak, menyatakan telah melakukan penyelidikan atas penyebab kematian 'begitu banyak orang', terutama di salah satu satu distrik. Ada dua daerah yang terkena dampak paling parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua wilayah itu adalah Uttar Pradesh dan Bihar, yang memiliki penduduk yang padat. Bayangkan, Anda berada di daerah padat penduduk tapi dengan udara yang terik, pengap, dan kering!
Baca juga: 5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini |
Otoritas Uttar Pradesh dan Bihar memperingatkan warga setempat dengan usia 60 tahun ke atas dan orang-orang yang menderita berbagai penyakit untuk tetap berada di dalam rumah pada siang hari.
Distrik Ballia di Uttar Pradesh kena dampak paling parah. Lebih dari setengah jumlah korban tewas berasal dari Ballia.
Gelombang Panas di Meksiko
Dilansir AFP, Jumat (30/6/2023), para ilmuwan mengatakan pemanasan global memperburuk cuaca di Meksiko. Hal ini, katanya, banyak negara mengalami rekor suhu tinggi.
Menurut angka Kementerian Kesehatan Meksiko yang dirilis pada Rabu (28/6), lebih dari 1.000 keadaan darurat terkait panas dilaporkan di Meksiko antara 12 hingga 25 Juni, di mana 104 di antaranya mengakibatkan kematian.
Pihak berwenang melaporkan delapan kematian antara 14 April hingga 31 Mei. Sehingga total kematian hingga saat ini menjadi 112.
Kementerian Kesehatan menyebut penyebab utamanya adalah heat stroke, kemudian diikuti oleh dehidrasi.
Wilayah utara Meksiko melaporkan kematian terbanyak, dengan 64 kematian tercatat di negara bagian timur laut Nuevo Leon dan 19 di negara tetangga Tamaulipas, berbatasan dengan negara bagian Texas, AS, yang juga dilanda panas ekstrem.
Kementerian Kesehatan mengatakan suhu maksimum 49 derajat Celcius (120 Fahrenheit) tercatat minggu ini di negara bagian barat laut Sonora. Kemenkes menambahkan bahwa suhu maksimum rata-rata di Meksiko selama musim panas berfluktuasi antara 30 dan 45 derajat Celcius.
Pihak berwenang memperingatkan bahwa gelombang panas lain dapat mempengaruhi negara berpenduduk 127 juta orang mulai 1 Juli.
Pada bulan Mei, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa hampir pasti bahwa 2023-2027 akan menjadi periode lima tahun terhangat yang pernah tercatat, sebab gas rumah kaca dan El Nino bergabung untuk membuat suhu melonjak.
Selanjutnya: Gelombang panas di AS.
Simak Video 'Gelombang Panas di AS Capai 48 Derajat Celsius, 13 Orang Tewas':
Gelombang Panas di AS
Sekitar 13 orang tewas akibat gelombang panas ekstrem yang melanda Amerika Serikat bagian selatan selama dua minggu terakhir. Ini terjadi sementara udara di wilayah-wilayah lain di AS tercemar oleh kebakaran hutan di Kanada. Korban tewas tertinggi, 11 orang, tercatat di Webb County, Texas, dekat perbatasan Meksiko.
"Hingga Rabu, total ada 11 kematian," kata pejabat setempat dalam sebuah pernyataan kepada AFP, Sabtu (1/7/2023). "Sepuluh orang adalah warga Webb County, kematian kesebelas berasal dari wilayah tetangga yang dibawa ke rumah sakit setempat dan sayangnya meninggal dunia."
Sebelumnya, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun meninggal minggu lalu ketika dia sedang mendaki di Taman Nasional Big Bend di Texas, di mana suhu mencapai 119 Fahrenheit (48 Celsius). Tragisnya, ayah tiri korban meninggal dalam kecelakaan mobil saat dia bergegas menyelamatkan bocah itu.
Baca juga: Kualitas Udara Chicago Terburuk di Dunia |
Dan seorang wanita berusia 62 tahun meninggal di negara bagian tetangga Louisiana minggu lalu, setelah badai menyebabkan ribuan keluarga tanpa listrik, menurut pejabat setempat.
Dalam beberapa hari terakhir, suhu di beberapa kota di AS bagian selatan terasa seperti 113 derajat Fahrenheit, dengan trotoar retak di Houston, Texas. Otoritas pun telah mendirikan pusat-pusat pendinginan di kota berpenduduk 2,3 juta jiwa.
Sementara itu, Kanada terus memerangi musim kebakaran hutan terburuk dalam sejarahnya, sebuah fenomena yang menurut para ilmuwan diperparah oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.