5 Fakta Kericuhan Besar di Prancis Usai Remaja Tewas Ditembak Polisi

5 Fakta Kericuhan Besar di Prancis Usai Remaja Tewas Ditembak Polisi

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Jun 2023 20:57 WIB
Anggota polisi menembak mati remaja usia 17 tahun di Prancis. Diduga, remaja tersebut melanggar lalu lintas dan tidak mau diberhentikan polisi.
Ilustrasi garis polisi (Foto: Getty Images/iStockphoto/aijohn784)
Jakarta -

Seorang polisi menembak seorang remaja di Prancis. Remaja tersebut tewas usai ditembak polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan tidak mau diberhentikan polisi.

Hal itu memicu amukan massa dan kerusuhan di Prancis. Selain itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga buka suara terkait aksi penembakan remaja tersebut. Berikut informasi selengkapnya.

Insiden Polisi Tembak Remaja di Prancis

Mengutip dari AFP, peristiwa penembakan itu terjadi di pinggiran Kota Paris, Nanterre, Selasa (27/6/2023) pagi. Seorang remaja bernama Nahel M. (17) tewas akibat ditembak polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, polisi menghentikan remaja tersebut karena melanggar aturan lalu lintas. Sebuah video di media sosial, yang diautentikasi oleh AFP, menunjukkan dua petugas polisi mencoba menghentikan kendaraan.

Salah satu polisi tampak menodongkan senjatanya ke pengemudi melalui jendela dan menembak dari jarak dekat. Lalu, mobil korban terlihat bergerak beberapa puluh meter sebelum menabrak.

ADVERTISEMENT

Petugas layanan darurat mencoba menyadarkan remaja tersebut di tempat kejadian. Namun, dia meninggal dunia tidak lama kemudian.

Kerusuhan akibat insiden polisi menembak mati remaja usia 17 tahun di Prancis. Diduga, remaja tersebut melanggar lalu lintas dan tidak mau diberhentikan polisi.Kerusuhan akibat insiden polisi menembak mati remaja usia 17 tahun di Prancis. Diduga, remaja tersebut melanggar lalu lintas dan tidak mau diberhentikan polisi. (Foto: REUTERS/ANTONY PAONE)

Pelaku Ditahan

Petugas kepolisian yang menembak remaja tersebut telah ditahan atas tuduhan pembunuhan. Kepala polisi Paris Laurent Nunez mengakui dalam sebuah wawancara dengan televisi BFM bahwa tindakan polisi tersebut "menimbulkan pertanyaan", meski dia mengatakan ada kemungkinan petugas tersebut merasa terancam.

Sementara itu, Wali Kota Nanterre Patrick Jarry mengaku "terkejut" dengan gambar-gambar video itu. Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada ibu anak laki-laki itu.

"Dia berharap penyelidikan dibuka (...) akan memungkinkan untuk menjelaskan secepat mungkin keadaan sebenarnya dari tragedi ini," kata kantornya.

Pengacara keluarga Yassine Bouzrou mengatakan kepada saluran yang sama bahwa sementara semua pihak harus menunggu hasil penyelidikan, gambar-gambar itu "jelas menunjukkan seorang polisi membunuh seorang pemuda dengan darah dingin".

"Ini jauh dari segala jenis pembelaan yang sah," katanya.

Ia menambahkan bahwa keluarga tersebut telah mengajukan pengaduan yang menuduh polisi "berbohong" karena mengklaim mobil tersebut mencoba menabrak petugas.

Timbul Kerusuhan di Prancis

Pada Selasa (27/6/2023) malam, terjadi kerusuhan akibat insiden penembakan remaja oleh polisi di Prancis. Pengunjuk rasa di Nanterre menyalakan api, membakar mobil, dan menghancurkan halte bus saat ketegangan meningkat antara polisi dan penduduk setempat.

Bentrokan berlanjut pada Rabu (28/6) malam yang menyebar dari lingkungan di sekitar ibu kota ke kota-kota Prancis lainnya, termasuk Toulouse, Dijon dan Lyon. Sekitar 2.000 polisi diturunkan ke Paris dan pinggiran sekitarnya.

Di distrik kelas pekerja 18 dan 19 di timur laut Paris, polisi menembakkan bola lampu untuk membubarkan pengunjuk rasa yang membakar sampah. Namun, bukannya pergi, massa menanggapi polisi dengan melempar botol.

"Kami muak diperlakukan seperti ini. Ini untuk Nahel, kami Nahel," kata dua pemuda yang menyebut diri mereka "Avengers" saat mereka mendorong tempat sampah dari perkebunan terdekat untuk menambah barikade yang terbakar.

Baca berita di halaman selanjutnya soal polisi tembak remaja di Prancis.

150 Orang Ditangkap Buntut Kerusuhan di Prancis

Pasukan Keamanan Prancis menangkap 150 orang pada malam kedua kerusuhan usai remaja ditembak mati oleh polisi di Prancis. Menteri dalam negeri Prancis menyebut kerusuhan itu tidak dapat ditoleransi.

"Malam kekerasan yang tidak dapat ditoleransi terhadap simbol-simbol republik, balai kota, sekolah, dan kantor polisi dibakar atau diserang," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin di Twitter seperti dilansir AFP, Kamis (29/6/2023).

"Malu kepada mereka yang tidak menyerukan ketenangan," ujar dia.

Presiden Prancis Buka Suara

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan dadakan dengan beberapa menterinya setelah malam kerusuhan usai polisi menembak mati remaja di Prancis. Macron mengatakan bentrokan, pembakaran mobil dan penyerangan terhadap kantor polisi dengan kembang api "tidak dapat dibenarkan".

"Beberapa jam terakhir telah ditandai dengan adegan kekerasan terhadap kantor polisi, tetapi juga sekolah dan balai kota melawan institusi dan Republik," kata Macron pada pertemuan para menteri di Kementerian Dalam Negeri, dilansir AFP, Kamis (29/6/2023).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads