Meskipun hanya berlangsung singkat, tapi pemberontakan bersenjata yang dilakukan kelompok tentara bayaran Wagner, telah merenggut nyawa sejumlah tentara Rusia. Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin menyatakan penyesalannya atas hal itu.
Dilansir kantor berita Reuters, Selasa (27/6/2023), media-media Rusia melaporkan bahwa beberapa helikopter militer dan sebuah pesawat komunikasi ditembak jatuh oleh pasukan Wagner, menewaskan sedikitnya 15 orang tentara Rusia.
Dalam pesan audio selama 11 menit yang dirilis usai gagalnya pemberontakan pasukannya, Prigozhin mengatakan dia menyesali anak buahnya telah menembak jatuh helikopter-helikopter militer tersebut. Namun, dia menyebut helikopter itu ditembak jatuh karena membombardir konvoi pasukannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pesannya, Prigozhin mengklaim bahwa dia memprakarsai "march keadilan" pada hari Sabtu lalu ke Rusia sebagai protes dan "bukan untuk menggulingkan pemerintah negara itu." Prigozhin menyebut tindakannya itu sebagai reaksi atas serangan yang menewaskan anak buahnya.
"Kami memulai march kami karena ketidakadilan," kata Prigozhin dalam pesan audio berdurasi 11 menit. "Warga sipil keluar menemui kami dengan bendera Rusia dan lambang Wagner, mereka senang saat kami tiba dan berjalan melewati mereka," ujarnya.
"Kami masuk dan sepenuhnya menguasai kota Rostov. Warga sipil senang melihat kami. Kami menunjukkan kelas master tentang bagaimana seharusnya 24 Februari 2022 terlihat. Kami tidak memiliki tujuan untuk menggulingkan rezim yang ada dan pemerintah yang dipilih secara sah. Jadi kami berbalik untuk tidak menumpahkan darah tentara Rusia," tuturnya.
Simak juga Video: Momen Putin Ucapkan Terima Kasih ke Wagner yang Batal Berontak
Prigozhin mengatakan bahwa Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, yang bertindak sebagai mediator antara Kremlin dan Wagner pada hari Sabtu, telah mengusulkan solusi untuk memungkinkan kelompok paramiliter itu terus beroperasi.
"Pak Lukashenko mengulurkan tangan dan menawarkan untuk menemukan solusi untuk memungkinkan kelompok Wagner melanjutkan pekerjaannya secara legal", kata Prigozhin.
Usai pemberontakan Wagner yang gagal, Kremlin mengatakan telah membuat kesepakatan bahwa Prigozhin akan pindah ke Belarusia dan menerima amnesti, bersama dengan tentaranya. Tidak ada konfirmasi keberadaannya pada Senin (26/6), meskipun saluran berita populer Rusia di Telegram melaporkan dia terlihat di sebuah hotel di ibu kota Belarusia, Minsk.