Maroko menyampaikan menunda pertemuan sekutu Arab Israel yang seharusnya digelar musim panas ini. Penundaan itu sebagai tanggapan atas pertumpahan darah di Tepi Barat Palestina.
Dilansir dari AFP, Jumat (24/6/2023), tahun lalu, pertemuan antara Israel dengan sekutu Arab-nya mempertemukan menteri luar negeri Israel dan para diplomat tertinggi dari Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab, serta Maroko.
Menteri Luar Negeri Nasser Bourita berharap pertemuan itu masih bisa dilanjutkan di kemudian hari ketika keadaan lebih "menguntungkan".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan tahunan, yang baru memasuki tahun kedua, telah ditunda musim semi ini setelah sebelumnya terjadi kekerasan antara Israel dan Palestina.
"Ada upaya untuk mengaturnya selama musim panas. Sayangnya, ada konteks politik yang dapat mencegah pertemuan ini membuahkan hasil yang kami harapkan," kata Bourita.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka "tidak menanggapi" keputusan Rabat.
Diketahui, Maroko menormalisasi hubungannya dengan Israel pada Desember 2020 sebagai bagian dari kesepakatan yang juga membuat Amerika Serikat mengakui aneksasi sepihaknya atas Sahara Barat yang disengketakan.
Kesepakatan itu menghadapi kritik domestik karena perjuangan Palestina masih mendapat dukungan publik yang luas di negara Afrika Utara itu.
(aik/aik)