China secara historis memiliki hubungan baik dengan Palestina, dan sejak kunjungan terakhir oleh Abbas tahun 2017, Beijing secara konsisten berbicara soal kemampuannya dalam melakukan mediasi.
Klaim itu tidak banyak terlihat, hingga akhirnya terungkap bahwa China menjadi mediator untuk kesepakatan mengejutkan antara Arab Saudi dan Iran untuk memulihkan hubungan diplomatik pada Maret lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abbas berada di Beijing dalam kunjungan selama tiga hari, dengan harapan mendapatkan dukungan China untuk negara Palestina, setelah gagal bertemu dengan para pejabat AS saat berada di New York untuk sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tahun lalu.
Dalam pertemuan dengan Abbas, Xi menegaskan kembali dukungan untuk Palestina menjadi anggota penuh PBB dan mengatakan Beijing akan terus membela Palestina dalam forum-forum multilateral. AS diketahui menentang keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Tidak hanya itu, Xi dalam pertemuan tersebut juga menyerukan agar masyarakat internasional meningkatkan pembangunan dan bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Kemudian, Xi dan Abbas juga mengumumkan kesepakatan menjalin kemitraan strategis dan menandatangani sejumlah dokumen kerja sama bilateral.
Kerja sama itu mencakup pakta kerja sama ekonomi dan teknologi, kesepakatan pembebasan visa timbal balik untuk paspor diplomatik, dan persahabatan antara kota Wuhan dan Ramallah, pusat pemerintah Palestina di Tepi Barat.
(nvc/idh)