Negara-negara kawasan Asia Tenggara sepakat untuk menggelar latihan militer gabungan pertama di Laut China Selatan. Latihan gabungan ini dilakukan saat ketegangan semakin meningkat terhadap agresivitas China yang meluas di kawasan tersebut.
"Kami akan menggelar latihan militer bersama di Laut Natuna Utara," ucap Panglima TNI Laksamana Yudo Margono setelah menghadiri pertemuan para kepala pertahanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Bali seperti dilaporkan kantor berita Antara dan dilansir AFP, Jumat (9/6/2023).
Latihan militer gabungan itu akan digelar pada September mendatang dan melibatkan 10 negara anggota ASEAN, serta anggota pemantau Timor-Leste.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu berarti juga akan mencakup Myanmar yang kini dikuasai junta militer, di mana militer menggulingkan seorang pemimpin sipil dan melakukan penindakan berdarah terhadap setiap perbedaan pendapat yang memicu sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Lebih lanjut disebutkan Yudo bahwa latihan gabungan itu akan fokus pada keamanan dan penyelamatan maritim, dan tidak melibatkan operasi tempur.
"Ini soal sentralitas ASEAN," sebutnya.
Negara-negara anggota ASEAN pernah menggelar latihan Angkatan Laut dengan AS sebelumnya, namun belum pernah menggelar latihan militer sebagai satu kesatuan blok.
Simak juga Video 'Tegang! Kapal Perang China 'Potong Laju' Kapal Penghancur AS di Selat Taiwan':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam pertemuan puncak bulan lalu, para pemimpin ASEAN membahas 'insiden serius' di Laut China Selatan dan perundingan yang berlangsung soal kode etik yang bertujuan mengurangi risiko konflik di kawasan.
Namun para pengkritik menilai prinsip konsensus dan non-intervensi ASEAN telah melumpuhkan kemampuan blok Asia Tenggara itu untuk mengambil tindakan.
ASEAN akan menggelar pertemuan puncak berikutnya di Jakarta pada September mendatang.