Sirine peringatan di Jepang dan Korea Selatan (Korsel) sempat menyala usai roket yang membawa satelit Korut itu gagal mencapai orbit. Meski demikian, kedua negara tersebut segera mencabut peringatan.
Korut sendiri mengklaim siap meluncurkan lebih banyak satelit mata-mata. Adik pemimpin Korut Kim Jong Un, Kim Yo Jong, menegaskan satelit pengintai militer negara itu dalam waktu dekat akan meluncur ke orbit. Dia bersumpah Pyongyang bakal meningkatkan misi pengintaian militernya, demikian laporan media KCNA, Kamis (1/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami siap untuk melakukan apa saja demi mempertahankan kedaulatan dan kepentingan Korea Utara," ujar Kim, seorang perempuan petinggi pemerintahan yang berkuasa di Korea Utara, dalam pernyataannya kepada kantor berita resmi Korut, KCNA, seperti dilansir DW.
AS Serukan Pertemuan PBB
Meski Korut gagal meluncurkan satelitnya, AS tetap menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB. Dilansir Channel News Asia, Jumat (2/6/2023), Washington mengutuk upaya peluncuran satelit itu.
AS menyatakan peluncuran itu menggunakan teknologi rudal balistik yang melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB. Juru bicara misi AS untuk PBB, Nate Evans, menyerukan pertemuan terbuka tentang peluncuran satelit itu.
Diplomat PBB lainnya mengatakan pertemuan itu akan dilakukan bersama dengan Albania, Ekuador, Prancis, Jepang, Malta, dan Inggris.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan "Program nuklir dan rudal Korea Utara yang berbahaya dan membuat tidak stabil mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan".
(haf/haf)