Washington DC -
Sebuah jet tempur China melakukan 'manuver agresif yang tidak diperlukan' saat mengudara di dekat sebuah pesawat pengintai Amerika Serikat (AS) yang tengah beroperasi di atas perairan Laut China Selatan.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (31/5/2023), insiden yang terjadi pekan lalu itu diungkapkan oleh militer AS dalam pernyataan yang dirilis Selasa (30/5) waktu setempat. Pentagon menilai insiden itu merupakan bagian dari pola perilaku China.
Insiden ini terjadi saat ketegangan yang sudah meningkat antara Washington dan Beijing terkait berbagai isu, termasuk soal Taiwan dan dugaan balon mata-mata China yang ditembak jatuh setelah melintasi wilayah udara AS awal tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komando Indo-Pasifik (INDOPACOM) pada militer AS dalam pernyataannya menyebut jet tempur China itu 'terbang secara langsung di depan dan dalam jarak 400 kaki (121 meter) dari hidung RC-135, yang memaksa pesawat AS terbang melintasi gangguan turbulensi udara' pada Jumat (26/5) pekan lalu.
"RC-135 sedang melakukan operasi yang aman dan rutin di atas Laut China Selatan di wilayah udara internasional, sesuai dengan hukum internasional," sebut INDOPACOM dalam pernyataannya.
Sebuah rekaman video yang dirilis ke publik menunjukkan sebuah jet tempur terbang melintasi bagian depan dari hidung dan kokpit pesawat pengintai RC-135, yang terlihat bergetar akibat turbulensi yang dihasilkan.
"Amerika Serikat akan terus mengudara, berlayar dan beroperasi -- dengan aman dan bertanggung jawab -- di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional," tegas INDOPACOM.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Seorang pejabat senior pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, menyebut telah terjadi 'peningkatan mengkhawatirkan dalam jumlah pencegatan udara yang berisiko dan konfrontasi di lautan' oleh pesawat dan kapal China. Tindakan semacam itu 'berpotensi menciptakan insiden yang tidak aman atau miskalkulasi'.
"Kami tidak meyakini bahwa itu dilakukan oleh pilot-pilot yang beroperasi secara independen. Kami meyakini itu bagian dari pola yang lebih luas," sebut pejabat itu.
Insiden serupa melibatkan jet tempur China dan pesawat RC-135 milik AS juga terjadi pada Desember tahun lalu, yang memaksa pesawat militer AS untuk 'melakukan manuver mengelak demi menghindari tabrakan'.
Apa komentar China soal laporan AS itu?
Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, tidak mengomentari secara spesifik. Namun dia mengatakan bahwa untuk waktu yang lama, AS telah 'sering mengerahkan pesawat dan kapal untuk pengintaian jarak dekat di China, yang menimbulkan bahaya serius bagi keamanan nasional China'.
"China mendesak AS untuk menghentikan provokasi berbahaya seperti itu, dan berhenti mengalihkan kesalahan pada China," tegas Liu dalam pernyataan via email.
"(China-red) Akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanannya, dan bekerja dengan negara-negara di kawasan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," ujarnya.
China mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan, di mana beberapa negara lainnya juga memiliki klaim tandingan. Beijing sering menyebut bahwa langkah Washington mengirimkan kapal dan pesawat ke Laut China Selatan tidak baik untuk perdamaian.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini