Kekerasan etnis kembali meletus di negara bagian Manipur, India timur laut yang bergolak. Satu orang ditembak mati dan rumah-rumah dibakar dalam insiden terbaru pada Rabu (24/5) waktu setempat.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (25/5/2023), Manipur membara setelah kekerasan antaretnis bulan ini menewaskan sedikitnya 70 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi. Sekitar 2.000 rumah juga dibakar di seluruh negara bagian yang berbatasan dengan Myanmar tersebut.
Kerusuhan tersebut dipicu oleh kemarahan di antara kelompok suku Kuki atas kemungkinan mayoritas masyarakat Meitei diberikan jaminan kuota pekerjaan pemerintah dan tunjangan lainnya dalam bentuk tindakan afirmatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini juga memicu ketakutan lama di antara suku Kuki bahwa Meitei mungkin juga diizinkan untuk memperoleh tanah di daerah yang saat ini disediakan untuk mereka dan kelompok suku lainnya.
Militer telah mengerahkan ribuan tentara ke negara bagian itu, tempat jam malam diberlakukan dan internet terputus selama beberapa minggu.
Jam malam tanpa batas waktu diberlakukan kembali pada hari Rabu (24/5) di distrik Bishnupur setelah para tersangka militan menembaki sekelompok orang, hingga menewaskan satu orang di antaranya.
"Dua orang, yang tinggal di kamp bantuan, terluka selama penembakan oleh militan dan salah satu dari mereka kemudian meninggal di rumah sakit," kata seorang petugas polisi setempat, yang tidak mau disebutkan namanya, kepada AFP.
Lihat juga Video: Pesawat Militer India Jatuh di Permukiman Warga, 3 Orang Tewas
Petugas itu menambahkan bahwa sebelum penembakan, para tersangka militan membakar beberapa rumah kosong di dekat kamp bantuan yang didirikan untuk para pengungsi selama konflik.
Wilayah timur laut India telah menyaksikan puluhan tahun kerusuhan di antara kelompok-kelompok etnis dan separatis yang menginginkan lebih banyak otonomi atau bahkan pemisahan diri dari India, dengan sedikitnya 50.000 orang tewas di Manipur sejak 1950-an.
Konflik semacam itu telah berkurang selama bertahun-tahun, dengan banyak kelompok mencapai kesepakatan dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan lebih banyak kekuasaan.