Utusan China meminta otoritas Australia untuk semakin meningkatkan upaya pencarian terhadap 39 anak buah kapal (ABK), termasuk 17 warga negara Indonesia (WNI), yang hilang setelah sebuah kapal penangkap ikan terbalik di Samudra Hindia. Sedikitnya dua mayat telah ditemukan dari lautan.
"Kami berharap mereka bisa mengirimkan lebih banyak -- lebih banyak pesawat, lebih banyak kapal dan lebih banyak personel," ucap Duta Besar China untuk Australia Xiao Qian kepada wartawan, seperti dilansir Associated Press, Jumat (19/5/2023).
"Kami mengharapkan kolega Australia kami akan berkoordinasi dengan kapal internasional atau negara lainnya di dekat area itu ... untuk membantu pencarian dan penyelamatan sebanyak mungkin nyawa," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Australia bersama beberapa negara lainnya, seperti Indonesia, Sri Lanka dan Maladewa, turut membantu upaya pencarian itu. Xiao menambahkan bahwa China ingin berkoordinasi dengan 'negara-negara bersahabat' dalam upaya pencarian dan penyelamatan itu.
Otoritas Keselamatan Maritim Australia yang menjadi koordinator pencarian korban hilang menyatakan bahwa tiga pesawat dan tujuh kapal, termasuk tiga kapal Angkatan Laut China, dikerahkan dalam upaya pencarian yang difokuskan di perairan Samudra Hindia bagian tengah.
Sebuah kapal Angkatan Laut Sri Lanka juga tengah bergerak ke lokasi. India yang hubungannya dengan China memburuk akibat sengketa perbatasan, mengumumkan telah mengirimkan pesawat pengintai untuk membantu upaya pencarian.
Selang tiga hari setelah insiden kapal penangkap ikan terbalik itu, otoritas setempat 'tetap berharap untuk hasil yang sukses, namun waktu yang telah berlalu digabungkan dengan kondisi cuaca yang dirasakan menjadikan upaya bertahan hidup lebih menantang'.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Saat Penyelamatan 5 ABK Nelayan di Perairan Banyuwangi, 7 Masih Hilang':
Laporan kantor berita China, Xinhua News Agency, menyebut sedikitnya dua jenazah telah dievakuasi dari lautan oleh Angkatan Laut China pada Kamis (18/5) sore waktu setempat. Identitas kedua jenazah itu belum diketahui secara jelas.
Otoritas China sebelumnya menyebut ada 39 ABK dalam kapal itu, yang terdiri atas 17 warga China, 17 WNI dan lima warga Filipina.
Tidak ada indikasi korban selamat atau keberadaan rakit penyelamat yang terlihat di lokasi kapal terbalik.
Lambung kapal yang terbalik itu terdeteksi pada Selasa (16/5) waktu setempat dari sebuah kapal kargo yang berlayar di jarak sejauh 5.000 kilometer sebelah barat laut kota Perth di Australia bagian barat.
Pada Rabu (17/5) waktu setempat, Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang memerintahkan para diplomat China, serta Kementerian Pertanian dan Transportasi, untuk membantu proses pencarian korban selamat.
Otoritas yang melakukan penarian mengatakan bahwa upaya pencarian multinasional terus berlanjut di zona perairan seluas 12.000 kilometer persegi yang terletak di sebelah selatan dari lokasi kapal terbalik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menyatakan bahwa Beijing dan badan-badan internasional tetap positif soal operasi pencarian dan penyelamatan.
"Pemerintah China menyampaikan terima kasih yang tulus dan apresiasi yang tinggi. Operasi pencarian dan penyelamatan yang relevan masih berlangsung," tegas Wang dalam konferensi pers di Beijing.