Penantang Utama Erdogan Tuduh Rusia Coba Campuri Pemilu Turki

Penantang Utama Erdogan Tuduh Rusia Coba Campuri Pemilu Turki

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 13 Mei 2023 15:35 WIB
Kemal Kilicdaroglu, the leader of the Republican Peoples Party, arrives for a meeting before a six-party alliance nominated him as its common candidate to challenge President Recep Tayyip Erdogan, in Ankara, Turkey, March 6, 2023. The alliance on Monday nominated main opposition party leader Kilicdaroglu to challenge Erdogan in elections in May, ending months of uncertainty and bickering that had frustrated their supporters. (AP Photo/Burhan Ozbilici)
Capres oposisi Turki, Kemal Kilicdaroglu, yang menjadi penantangan utama Presiden Recep Tayyip Erdogan (dok. AP Photo/Burhan Ozbilici)
Ankara -

Capres oposisi Turki, Kemal Kilicdaroglu, memperingatkan Rusia untuk tidak mencampuri pemilu negaranya dalam upaya mendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang diketahui menjalin hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

Kilicdaroglu yang menjadi penantang utama Erdogan dalam pilpres Turki, menegaskan partainya memiliki bukti konkret yang menunjukkan Moskow bertanggung jawab atas konten 'deepfake' yang beredar secara online menjelang pemungutan suara pada Minggu (14/5) besok.

Demikian seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Sabtu (13/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teman-teman Rusia kami yang terkasih. Anda berada di balik montase, konspirasi dan konten deepfake yang tersebar di negara ini kemarin," demikian pernyataan Kilicdaroglu via Twitter dalam bahasa Turki dan bahasa Rusia, pada Kamis (11/5) waktu setempat.

"Jika Anda menginginkan persahabatan kita berlanjut setelah 15 Mei, Anda harus melepaskan tangan Anda dari negara Turki. Kami masih mendukung kerja sama dan persahabatan," imbuh pernyataan itu.

ADVERTISEMENT

Saat ditanya dalam wawancara dengan Reuters soal mengapa dirinya menuduh Rusia bertanggung jawab atas konten online palsu yang beredar jelas pemilu Turki, Kilicdaroglu menjawab: "Jika kami tidak memilikinya (bukti konkret), saya tidak akan men-tweet itu,"

Kilicdaroglu tidak menjelaskan lebih lanjut soal konten online yang dimaksudnya. Partai yang dipimpinnya, Partai Rakyat Republik (CHP), juga tidak menghubungi Kedutaan Besar Turki di Ankara atas masalah ini.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Kampanye Erdogan Jelang Pemilu Tegaskan Tolak LGBT':

[Gambas:Video 20detik]



Namun salah satu capres Turki bernama Muharrem Ince, yang mengundurkan diri pada Kamis (11/5) waktu setempat, menyebut 'pembunuhan karakter' palsu yang beredar secara online dalam pernyataannya. Ince tidak menjelaskan lanjut pernyataannya itu.

Dalam wawancara dengan Reuters, Kilicdaroglu menegaskan tidak bisa diterima jika Rusia mencampuri urusan dalam negeri Turki. Namun demikian, Kilicdaroglu juga menambahkan bahwa jika terpilih menjadi Presiden Turki, maka dirinya akan berusaha menjaga hubungan baik dengan Moskow.

"Kami merasa itu tidak bisa diterima jika negara lain mencampuri proses pemilu Turki untuk mendukung salah satu partai politik. Saya ingin seluruh dunia menyadari hal ini, itulah mengapa saya membuat seruan secara terbuka melalui tweet," jelasnya.

Rusia sebelumnya juga dituduh melakukan intervensi terhadap pemilu asing, termasuk Amerika Serikat (AS), yang berulang kali dibantah Moskow.

Bantahan kembali disampaikan Kremlin terhadap tuduhan terbaru yang dilontarkan Kilicdaroglu. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut orang-orang yang menyampaikan tuduhan semacam itu kepada Kilicdaroglu adalah pembohong dan menegaskan Rusia sangat menghargai hubungannya dengan Turki.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads