Cekik Gelandangan hingga Tewas, Marinir AS Diadili

Cekik Gelandangan hingga Tewas, Marinir AS Diadili

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 12 Mei 2023 15:24 WIB
Penembakan di stasiun kereta bawah tanah New York gegerkan publik. Usai insiden penembakan terjadi, sejumlah polisi dikerahkan untuk bersiaga di sekitar stasiun
Ilustrasi -- Polisi AS berjaga di stasiun kereta bawah tanah di New York (dok. Reuters)
New York -

Seorang marinir Amerika Serikat (AS) diadili oleh jaksa New York atas dugaan menyebabkan kematian seorang pria gelandangan yang tewas tercekik di kereta bawah tanah. Marinir AS ini dijerat dakwaan pembunuhan tidak berencana oleh jaksa setempat.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Daniel Penny akan ditangkap atas dakwaan pembunuhan tidak berencana tingkat kedua," sebut juru bicara kantor Jaksa Distrik Manhattan Alvin Bragg, seperti dilansir AFP, Jumat (15/5/2023).

Disebutkan juga bahwa Penny kemungkinan akan dihadirkan dalam persidangan di pengadilan negara bagian New York, pada Jumat (15/5) waktu setempat, untuk menanggapi dakwaan yang dijeratkan padanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kematian seorang pria gelandangan yang diidentifikasi bernama Jordan Neely (30) pada awal bulan ini memicu kemarahan publik. Sosok Neely juga dikenal sebagai impersonator Michael Jackson yang sering tampil di kereta.

Dalam insiden yang terekam kamera dan videonya beredar luas secara online, terlihat Neely terkapar di lantai gerbong kereta bawah tanah dengan seorang pria lainnya, yang diidentifikasi sebagai Penny yang seorang Marinir AS berusia 24 tahun, mencengkeram lehernya.

ADVERTISEMENT

Video itu memicu kemarahan para aktivis dan anggota parlemen sayap kiri, yang berujung aksi protes menyerukan penangkapan pelaku.

Sejumlah saksi mata menuturkan bahwa Penny diduga mengamankan Neely setelah dia bertindak tidak menentu di dalam kereta dan meneriaki para penumpang lainnya untuk meminta makanan dan minuman.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Cerita Migran Kolombia, Dituduh Pengedar Narkoba-Dideportasi dari AS':

[Gambas:Video 20detik]



Kasus ini menyentuh dua isu yang sensitif di AS, yakni soal gelandangan dan soal ras. Diketahui bahwa banyak tunawisma di negara itu yang menderita penyakit mental dan para penduduk setempat mengkhawatirkan keselamatan mereka saat berada di stasiun bawah tanah.

Elemen ras juga ada dalam kasus ini, di mana Neely merupakan warga kulit hitam dan Penny merupakan warga kulit putih.

Keluarga dan teman-teman Neely menuturkan bahwa pria berusia 30 tahun itu memiliki riwayat penyakit mental, seperti kebanyakan gelandangan yang hidup di jalanan kota New York. Laporan menyebut Neely sudah puluhan kali ditangkap dan ibundanya tewas dibunuh saat dia masih remaja.

Para demonstran, yang beberapa berunjuk rasa di rel kereta bawah tanah hingga ditangkap, mengecam kematian Neely sebagai contoh dari aksi 'main hakim sendiri' oleh warga kulit putih. Beberapa pengguna media sosial memuji Penny karena melakukan intervensi, tapi mengecam tingkat kekerasan yang digunakannya.

Pemeriksa medis kota New York menyatakan Neely tewas akibat 'tekanan' di lehernya, dan menetapkan kematiannya sebagai pembunuhan.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads