Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan dan diplomat top China Wang Yi melakukan pertemuan yang tidak diumumkan ke publik sebelumnya di Wina, Austria, pekan ini. Pertemuan itu dilakukan saat kedua negara berupaya mempertahankan komunikasi di tengah ketegangan yang meningkat.
Seperti dilansir AFP, Jumat (12/5/2023), pertemuan Sullivan dan Wang itu digelar di Wina, ibu kota Austria, pada Rabu (10/5) dan Kamis (11/5) waktu setempat. Baik otoritas Washington maupun Beijing baru mengumumkan adanya pertemuan itu pada Kamis (11/5) waktu setempat, setelah pertemuan selesai digelar.
Disebutkan bahwa keduanya melakukan perbincangan total selama delapan jam dalam pertemuan yang berlangsung dua hari itu. Pertemuan itu mengakhiri jeda tidak resmi untuk kontak level tinggi sejak AS menembak jatuh balon mata-mata China yang terbang di wilayah udaranya pada Januari dan Februari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua negara sama-sama menyebut pertemuan yang sebelumnya tidak diumumkan ke publik itu berlangsung secara 'terus-terang, substantif dan konstruktif'.
Menurut Gedung Putih, berbagai topik dibahas dalam pertemuan itu, termasuk soal invasi Rusia ke Ukraina dan isu Taiwan. Kedua isu itu menjadi topik yang sangat sensitif dalam hubungan kedua negara yang memiliki perekonomian teratas di dunia.
Washington berulang kali memperingatkan Beijing agar tidak memberikan bantuan apapun kepada Rusia yang tengah menginvasi Ukraina. Di sisi lain, AS juga mengawasi secara cermat setiap langkah-langkah atas Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian wilayah kedaulatannya.
Dalam pertemuan dengan Sullivan yang merupakan utusan Presiden Joe Biden, seperti dilaporkan kantor berita Xinhua, Wang 'secara komprehensif menguraikan posisi resmi China' soal Taiwan. Disebutkan juga bawa kedua pejabat itu 'sepakat untuk terus memanfaatkan saluran strategis ini untuk berkomunikasi'.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sementara itu, insiden balon mata-mata sebelumnya membuat Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken membatalkan kunjungannya yang tergolong langka ke Beijing. Sesaat usai insiden itu, Blinken sempat bertemu Wang di sela-sela menghadiri Konferensi Keamanan Munich.
Dalam pertemuan di Munich, Blinken memperingatkan China untuk tidak mengulangi 'tindakan tidak bertanggung jawab' semacam itu. Sedangkan Wang menyebut hubungan kedua negara dirusak oleh reaksi AS sendiri.
Namun mencairnya hubungan diplomatik seperti yang terlihat di Wina, kemungkinan memicu kembali spekulasi soal penjadwalan ulang kunjungan Blinken atau potensi pertemuan antara Biden dan Presiden Xi Jinping. Biden dan Xi terakhir kali berbicara langsung di sela-sela KTT G20 di Bali pada November tahun lalu.
Lebih lanjut, seorang pejabat senior pada pemerintahan Biden mengungkapkan bahwa Sullivan dan Wang juga membahas isu keamanan kawasan Indo-Pasifik. Disebutkan bahwa Sullivan yang merupakan ajudan utama Biden itu menekan Wang untuk kerja sama lebih baik dalam memerangi perdagangan narkoba.
Washington menyebut perusahaan China memasok bahan kimia yang digunakan kartel-kartel narkoba Meksiko untuk membuat fentanyl, yang bertanggung jawab atas lonjakan besar dalam kematian akibat overdosis narkoba di AS.
"Kami menyuarakan keprihatinan kami tentang kurangnya komunikasi tentang masalah ini dan mendesak keterlibatan yang konstruktif," sebut pejabat senior AS yang enggan disebut namanya itu.
Soal Taiwan, menurut pejabat itu, AS menekankan bahwa kedua negara tengah menangani isu ini 'selama lebih dari 40 tahun tanpa konflik' dan bahwa Washington tidak ingin melihat adanya perubahan sepihak untuk 'status quo' dalam situasi tersebut.