Korban jiwa akibat serangan udara Israel di wilayah Gaza telah bertambah menjadi 12 orang. Militer Israel menyebut serangan udara pada Selasa (9/5) dini hari waktu setempat itu menargetkan kelompok milisi Palestina, Jihad Islam.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (9/5/2023), Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai kelompok Hamas, mengatakan bahwa wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas para korban.
Seorang jurnalis gedung AFP di Gaza melihat bagian atas sebuah gedung terbakar setelah serangan itu serta sejumlah ambulans mengevakuasi korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Israel mengatakan telah menargetkan tiga pemimpin Jihad Islam, dan telah menyerang "lokasi pembuatan senjata" milik kelompok tersebut. Pemerintah Israel telah menyatakan kelompok itu sebagai organisasi teroris.
Baca juga: Israel Bombardir Gaza, 9 Orang Tewas |
Dalam sebuah pernyataan, Jihad Islam mengonfirmasi tiga pejabat seniornya tewas, mengidentifikasi mereka sebagai Jihad Ghannam, sekretaris dewan militer Brigade Al-Quds dan Khalil al-Bahtini, juga anggota dewan dan komandan sayap militer di Gaza utara.
Yang ketiga, Tareq Ezzedine, dijelaskan oleh Jihad Islam sebagai "salah satu pemimpin aksi militer" di Tepi Barat, yang beroperasi dari Gaza.
Di Rafah, di selatan Jalur Gaza, seorang fotografer AFP melihat mayat seorang pria yang diidentifikasi sebagai Ghannam.
"Kami berduka untuk para pemimpin dan istri mereka serta sejumlah anak mereka yang terbunuh dalam kejahatan Zionis yang pengecut," kata Jihad Islam dalam pernyataan, bersumpah "darah para martir akan meningkatkan tekad" gerakan tersebut.
Lihat Video 'Serangan Udara Israel di Gaza Menewaskan 3 Komandan Senior Palestina':
Menurut wartawan AFP, serangan udara yang dimulai pada Selasa (9/5) setelah pukul 02.00 dini hari waktu setempat itu, masih berlangsung hampir dua jam kemudian, dengan ledakan baru yang terdengar di timur.
Operasi itu dilakukan kurang dari seminggu setelah Jihad Islam mengumumkan gencatan senjata di sekitar Gaza -- yang dimediasi dengan bantuan dari Mesir -- menyusul gejolak baru dalam kekerasan.
Milisi Israel dan Gaza saling gempur setelah kematian tahanan Palestina, Khader Adnan di penjara Israel, yang telah melakukan aksi mogok makan selama 87 hari setelah penangkapannya karena terkait dengan Jihad Islam.