Militer Amerika Serikat (AS) melacak sebuah balon udara misterius yang terbang di atas wilayahnya, terutama sebagian wilayah Hawaii. Pemilik balon udara itu masih diselidiki oleh otoritas Washington.
Seperti dilansir NBC News, Selasa (2/5/2023), diungkapkan oleh tiga pejabat AS yang enggan disebut namanya saat berbicara kepada NBC News, bahwa balon udara itu terbang di atas sebagian besar wilayah Hawaii, namun tidak melintasi area-area sensitif.
Salah satu pejabat AS itu mengatakan bahwa militer AS telah melacak pergerakan balon udara misterius itu sejak akhir pekan lalu, dan telah menetapkan bahwa balon udara itu memberikan ancaman bagi lalu lintas udara ataupun keamanan nasional negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat AS itu menambahkan bahwa balon udara itu tidak mentransmisikan sinyal apapun selama mengudara.
Masih belum diketahui secara jelas jenis balon udara itu dan siapa pemiliknya.
Menurut salah satu pejabat AS yang enggan disebut namanya itu, balon udara itu bisa saja merupakan balon cuaca biasa, namun bisa juga untuk tujuan lainnya. Dia menyatakan bahwa AS masih bisa menembak jatuh balon udara itu jika mendekati daratan.
Namun disebutkan juga oleh pejabat AS tersebut bahwa balon udara yang tampaknya tidak bisa bermanuver itu, bergerak perlahan menuju ke arah Meksiko.
Para pejabat AS tidak meyakini bahwa balon udara misterius itu milik China, namun otoritas Washington masih berupaya mengidentifikasi pemiliknya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional meminta agar pertanyaan soal objek terbang itu diajukan kepada Departemen Pertahanan atau Pentagon.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Pentagon menyebut balon udara misterius itu terdeteksi melayang di ketinggian 36.000 kaki atau setara 10.972 meter. Disebutkan juga bahwa sejauh ini tidak ada indikasi balon udara itu dikendalikan pelaku asing.
"Tidak ada indikasi bahwa (balon udara) itu sedang bermanuver atau dikendalikan oleh aktor asing atau musuh. Balon itu tidak transit secara langsung di atas infrastruktur pertahanan yang kritis atau lokasi sensitif pemerintah AS lainnya, itu juga tidak memberikan ancaman militer ataupun fisik terhadap orang-orang di daratan," sebut juru bicara Pentagon itu menjelaskan.
Komando AS untuk Indo-Pasifik dalam pernyataannya menambahkan bahwa sejumlah jet tempur F-22 telah dikerahkan untuk mengamati objek berbentuk bola itu dari dekat di udara. Sama seperti Pentagon, Komando AS untuk Asia-Pasifik juga menyatakan objek terbang itu memberikan ancaman.
"Komando Indo-Pasifik AS merespons sebuah tangkapan radar tak teridentifikasi pada Jumat (28/4) di sekitar pulau Hawaii. Angkatan Udara Pasifik meluncurkan tiga jet F-22 untuk menilai situasi dan secara visual mengidentifikasi objek berbentuk bola," tutur juru bicara Komando AS untuk Indo-Pasifik.
"Kami memantau rute transit objek itu dan menilai bahwa objek tersebut tidak menimbulkan ancaman," tegas juru bicara itu.
Insiden ini mengingatkan pada balon mata-mata China yang terdeteksi mengudara di sebagian wilayah AS pada awal Februari lalu, sebelum akhirnya ditembak jatuh di atas lepas pantai Carolina. Balon mata-mata China itu, menurut otoritas AS, mampu mengumpulkan informasi intelijen dari beberapa lokasi militer AS yang sensitif, meskipun ada upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memblokir aktivitas semacam itu.
Ditembak jatuhnya balon mata-mata China itu memicu ketegangan antara Beijing dan Washington.