AS Ancam Rezim Kim Jong Un Tamat, China: Jangan Provokasi!

AS Ancam Rezim Kim Jong Un Tamat, China: Jangan Provokasi!

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 27 Apr 2023 16:40 WIB
This undated photo provided on Nov. 27, 2022, by the North Korean government shows North Korean leader Kim Jong Un, left, and his daughter, right, walk to a photo session with those involved in the recent launch of what it says a Hwasong-17 intercontinental ballistic missile, at an unidentified location in North Korea. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads:
Kim Jong Un dan putrinya (Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Jakarta -

Pemerintah China memperingatkan Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel) agar tidak "memprovokasi konfrontasi" dengan Korea Utara (Korut). Peringatan ini disampaikan pada hari Kamis (27/4) setelah Presiden Joe Biden dan Presidel Korsel Yoon Suk Yeol mengatakan Pyongyang akan menghadapi "akhir" kepemimpinannya jika menggunakan senjata nuklirnya.

"Semua pihak harus menghadapi inti dari masalah semenanjung (Korea) dan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian masalah secara damai," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (27/4/2023).

Dia mendesak untuk tidak "sengaja mengobarkan ketegangan, memprovokasi konfrontasi, dan bermain-main dengan ancaman".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya pada pertemuan puncak di Washington, Biden dan Yoon memperjelas bahwa jika rezim Kim Jong Un di Korea Utara menyerang Korea Selatan atau Amerika Serikat, maka tanggapannya akan sangat menghancurkan.

"Serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap Amerika Serikat atau sekutu atau partisannya -- mitra -- tidak dapat diterima dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim apa pun yang mengambil tindakan seperti itu," kata Biden dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

ADVERTISEMENT

Yoon mengatakan prioritasnya adalah mengamankan perdamaian melalui "keunggulan kekuatan yang luar biasa dan bukan perdamaian palsu berdasarkan niat baik pihak lain."

"Jika terjadi serangan nuklir Korea Utara," katanya, Washington dan Seoul telah sepakat untuk "menanggapi dengan cepat, luar biasa, dan tegas menggunakan kekuatan penuh aliansi termasuk senjata nuklir AS."

Simak Video 'Wanti-wanti Joe Biden pada Kim Jong Un soal Serangan Nuklir':

[Gambas:Video 20detik]



Kedua belah pihak juga sepakat bahwa perisai keamanan AS untuk Korea Selatan akan diperkuat dalam menghadapi uji coba rudal Korea Utara yang bersenjata nuklir.

Beijing mengutuk keputusan itu dan mengatakan Washington "mengabaikan keamanan regional dan bersikeras mengeksploitasi masalah semenanjung untuk menciptakan ketegangan."

"Apa yang AS lakukan ... memprovokasi konfrontasi antar kubu, merongrong rezim non-proliferasi nuklir dan kepentingan strategis negara lain," kata Mao.

Tindakan AS, menurutnya, "memperburuk ketegangan di semenanjung, merusak perdamaian dan stabilitas regional, dan bertentangan dengan tujuan denuklirisasi di semenanjung."

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads