Wakil Perdana Menteri (PM) Irlandia, Micheal Martin, yang juga menjabat Menteri Luar Negeri (Menlu) menuturkan bahwa O'Hara 'tidak terluka parah'. Namun dia menyebut penyerangan itu sebagai 'pelanggaran berat terhadap kewajiban untuk melindungi para diplomat di bawah Konvensi Wina'.
"Aidan merupakan diplomat Irlandia dan Eropa yang luar biasa, yang mengabdi untuk Uni Eropa dalam situasi paling sulit," sebut Martin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berterima kasih atas pengabdiannya dan menyerukan penghentian segera tindak kekerasan di Sudan, dan dilanjutkannya kembali dialog," imbuhnya.
Pertempuran antara militer Sudan dan paramiliter yang menjadi rivalnya telah menewaskan sedikitnya 200 orang dan melukai sekitar 1.800 orang lainnya memasuki hari ketiga pertempuran di tengah kota.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyerukan gencatan senjata segera di Sudan. Sementara lembaga-lembaga internasional, termasuk Uni Eropa, menyatakan keprihatinan mendalam.
(nvc/ita)