.webp)
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan berbicara via telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) pekan ini. Percakapan telepon keduanya itu membahas soal konflik Yaman dan program nuklir Iran.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (12/4/2023), percakapan telepon antara Sullivan dan MBS itu dilakukan beberapa pekan setelah Riyadh dan Teheran mengumumkan kesepakatan memulihkan hubungan diplomatik yang terputus selama tujuh tahun, dengan dimediasi oleh China.
"Sullivan dan Putra Mahkota Salman juga membahas tren lebih luas menuju de-eskalasi di kawasan, sembari menggarisbawahi perlunya mempertahankan pencegahan terhadap ancaman dari Iran dan lainnya," demikian pernyataan Gedung Putih soal isi percakapan telepon itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Percakapan telepon itu dilakukan sesaat setelah Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Bill Burns melakukan kunjungan ke Saudi.
"Sullivan menyoroti kemajuan luar biasa di Yaman dalam setahun terakhir, ketika pertempuran nyaris berhenti di bawah gencatan senjata yang dimediasi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa)," sebut Gedung Putih dalam pernyataannya.
Disebutkan juga bahwa Sullivan menyambut baik kiprah Saudi dalam melakukan 'upaya-upaya luar biasa untuk mengupayakan roadmap yang lebih komprehensif untuk mengakhiri perang dan menawarkan dukungan penuh AS terhadap upaya-upaya tersebut'.
AS telah bekerja dengan Saudi dan mitra-mitra lainnya untuk mencari solusi politik bagi konflik Yaman yang terus berlanjut, di mana pemberontak Houthi yang didukung Iran bertempur melawan pemerintah Yaman yang diakui internasional.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Gencatan senjata permanen tengah diupayakan, dengan para pejabat Saudi dan tokoh Houthi menggelar pertemuan dalam beberapa hari terakhir.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa utusan khusus untuk Yaman, Tim Lenderking, dikirim ke kawasan Teluk pada Selasa (11/4) waktu setempat untuk mendukung upaya berkelanjutan dalam mengamankan kesepakatan baru soal proses perdamaian komprehensif.
Dalam misinya, Lenderking dijadwalkan bertemu mitra-mitranya di Yaman, Saudi dan mitra internasional untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin terwujudnya gencatan senjata yang bisa bertahan lama.
Sementara itu soal Iran, menurut Gedung Putih, Sullivan menegaskan kembali soal 'komitmen tak tergoyahkan untuk memastikan Iran tidak akan pernah mendapatkan senjata nuklir'. Komitmen itu pernah disampaikan sebelumnya oleh Presiden Joe Biden.
Gedung Putih juga menyatakan bahwa kedua pejabat tinggi itu berkomitmen untuk tetap melakukan kontak rutin dan mempercepat komunikasi antara tim keamanan nasional AS-Saudi dalam berbagai masalah.
Sementara itu, seorang Senator senior AS, Lindsey Graham, diketahui melakukan pertemuan dengan MBS dan jajaran pemimpin senior Saudi lainnya pada Selasa (11/4) waktu setempat.
