.webp)
Sedikitnya 72 orang tewas tenggelam di berbagai wilayah Filipina, tercatat sejak awal bulan ini. Pihak kepolisian setempat mengaitkan jumlah korban tewas yang luar biasa tinggi itu sebagian dengan antusiasme jutaan warga mengunjungi pantai saat libur panjang Paskah pada akhir pekan lalu.
Seperti dilansir AFP, Senin (10/4/2023), libur panjang yang disebut sebagai 'Pekan Suci' di Filipina itu secara tradisional ditandai dengan mudiknya jutaan warga dari ibu kota Manila ke daerah masing-masing untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di negara mayoritas penganut Katolik itu.
Juru bicara Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Kolonel Jean Fajardo menyebut bahwa jumlah korban jiwa yang tergolong tinggi itu sebagian disebabkan oleh 'perjalanan balas dendam', terutama setelah diberlakukan pembatasan pergerakan beberapa tahun terakhir untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orang sedikit bersemangat untuk pergi ke pantai dan resort," sebut Fajardo kepada AFP.
Informasi lebih detail tidak diungkap ke publik oleh pihak kepolisian. Namun Fajardao menyebut para korban tewas termasuk anak-anak yang dibiarkan berenang sendirian tanpa didampingi atau diawasi dan orang-orang yang mendatangi pantai saat mabuk.
Fajardo menyebut jumlah korban tewas itu 'tidak biasa' dan tercatat lebih tinggi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Resort dan pantai penuh sesak. Hal ini juga berkontribusi pada jumlah insiden orang tenggelam," ujarnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut tenggelam menjadi penyebab utama ketiga untuk kematian akibat cedera yang tidak disengaja di seluruh dunia. Perkiraan WHO menyebut sedikitnya 236.000 kematian akibat tenggelam tercatat setiap tahunnya.
Lihat juga Video 'Banjir yang Terjang Filipina Saat Natal Buat 8 Orang Tewas':
