Ukraina mengutuk keputusan Wimbledon yang mengizinkan pemain tenis Rusia dan Belarusia bertanding. Para petenis Rusia sempat dilarang bertanding di Grand Slam pada tahun 2022.
Dilansir AFP, Jumat (31/3/2023), petenis Rusia dan Belarusia akan mengikuti Grand Slam yang dimulai pada 3 Juli. Namun, petenis yang ikut dilarang mengungkapkan dukungan invasi Rusia ke Ukraina.
"Keputusan Wimbledon untuk mengizinkan partisipasi pemain Rusia dan Belarusia tidak bermoral," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah Rusia telah menghentikan agresi atau kekejamannya? Tidak, hanya saja Wimbledon memutuskan untuk mengakomodasi dua kaki tangan dalam kejahatan. Saya meminta pemerintah Inggris untuk menolak visa pemain mereka," tambahnya.
Selain itu, penerimaan dana dari Rusia dan Belarusia termasuk sponsor perusahaan tidak akan diterima atau dilarang.
All England Club, yang menyelenggarakan Wimbledon, mengatakan keputusan itu dibuat setelah pembicaraan dengan pemerintah Inggris. Terlibat di antaranya Asosiasi Tenis Rumput Inggris (LTA) dan badan tenis internasional.
Mereka menyebut pemain Rusia dan Belarusia di turnamen lain di Inggris juga harus menandatangani deklarasi netralitas.
"Kami terus mengutuk sepenuhnya invasi ilegal Rusia dan dukungan sepenuh hati kami tetap bersama rakyat Ukraina," kata Ketua All England Club, Ian Hewitt.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tidak dianggap enteng atau tanpa banyak pertimbangan bagi mereka yang akan terkena dampaknya. Menurut pandangan kami, dengan mempertimbangkan semua faktor, ini adalah pengaturan yang paling tepat untuk kejuaraan tahun ini,"tambahnya.
(azh/idh)