Referendum konstitusional akan digelar pada akhir April mendatang di Uzbekistan. Referendum itu akan mengatur perpanjangan masa jabatan untuk Presiden Shavkat Mirziyoyev yang bisa tetap berkuasa hingga sedikitnya satu dekade ke depan.
Seperti dilansir AFP, Rabu (15/3/2023), Mirziyoyev menjabat Presiden Uzbekistan sejak tahun 2016 setelah kematian pendahulunya, Islam Karimov. Selama masa jabatannya, Mirziyoyev mendorong reformasi ekonomi dan sosial yang signifikan di negara Asia Tengah tersebut.
Namun pemerintahan Mirziyoyev dituduh, oleh organisasi kemanusiaan, telah menginjak-injak hak dasar rakyat di negara berpenduduk 35 juta jiwa itu.
Amandemen konstitusi Uzbekistan itu memungkinkan Mirziyoyev yang kini berusia 65 tahun untuk kembali maju sebagai capres dalam pemilu tahun 2026 mendatang. Jika berhasil terpilih kembali, Mirziyoyev akan menjabat hingga tahun 2033 mendatang atau bahkan tahun 2040 mendatang.
Menurut draf amandemen yang diajukan, masa jabatan Presiden Uzbekistan akan diperpanjang menjadi tujuh tahun dan kandidat capres akan 'memiliki hak untuk mencalonkan diri ... terlepas jumlah masa jabatan berturut-turut' yang sudah dipegangnya.
Konstitusi baru yang diusulkan itu juga akan mengamandemen dua pertiga dari undang-undang saat ini.
Amandemen konstitusi itu akan divoting oleh publik Uzbekistan pada 30 April mendatang.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.