.webp)
Pemerintah Israel dilaporkan sempat kesulitan mencari maskapai lain yang bisa menerbangkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu ke Roma, Italia dalam kunjungan kenegaraan pekan ini. Penyebabnya, maskapai nasional Israel El Al disebut tidak menemukan pilot maupun awak pesawat untuk penerbangan itu.
Seperti dilansir The Times of Israel dan Russia Today, Senin (6/3/2023), laporan media lokal berbahasa Ibrani pada Minggu (5/2) sore menyebut tidak ada satupun pilot El Al yang mendaftar untuk menerbangkan Netanyahu dan istrinya, Sara, ke Italia untuk kunjungan kenegaraan yang dijadwalkan mulai Kamis (9/3) pekan ini.
Situasi itu memaksa kantor PM Israel merilis pengumuman soal rencana melakukan tender kepada maskapai-maskapai Israel lainnya untuk menerbangkan Netanyahu dalam kunjungan kenegaraan ke luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Transportasi Miri Regev, menurut media lokal, berniat membuka penawaran terhadap sejumlah maskapai Israel lainnya, seperti Arkia dan Israir, usai maskapai El Al melewatkan deadline pada Minggu (5/2) siang, pukul 14.00 waktu setempat, untuk mengonfirmasi penerbangan pada Kamis (9/3) mendatang.
Laporan media-media lokal menyebut para pilot menolak untuk menerbangkan Netanyahu dan istrinya karena menentang rencana perombakan radikal terhadap yudisial atau peradilan Israel oleh koalisi pemerintahan Netanyahu.
Rencana perombakan itu ditentang secara luas oleh publik Israel, dengan ratusan ribu orang menggelar unjuk rasa secara nasional untuk menunjukkan perlawanan terhadap rencana itu. Para pengkritik juga memperingatkan bahwa rencana perombakan itu akan merusak demokrasi, perekonomian dan keamanan Israel.
Maskapai El Al Bantah Ada Pemboikotan terhadap Netanyahu
Di tengah rumor soal aksi boikot oleh pilot dan awak maskapai El Al terhadap Netanyahu, CEO maskapai El Al Dina Ben Tal Ganancia pada Minggu (5/3) malam mengumumkan bahwa penerbangan sang PM Israel ke Roma akan memiliki staf penuh dan akan lepas landas sesuai jadwal.
Ganancia menegaskan pihaknya telah menemukan awak untuk menerbangkan Netanyahu dan istrinya dalam kunjungan negara ke Italia pekan ini.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Dalam pernyataannya, Ganancia juga membantah alasan tidak adanya pilot yang mau menerbangkan Netanyahu itu didasari motif politik.
Lebih lanjut, dia mengakui adanya kekurangan pilot yang memenuhi syarat untuk menerbangkan pesawat jenis Boeing 777, pesawat yang relatif besar yang dilaporkan diminta langsung oleh Netanyahu untuk digunakan dalam penerbangannya. Dia menyebut beberapa penerbangan Boeing 777 lainnya juga terdampak.
Ganancia juga menyebut ada alasan-alasan lainnya yang mendasari masalah itu, namun dia tidak menyebutkannya lebih lanjut.
Dijelaskan juga oleh Ganancia bahwa armada Boeing 777 milik maskapai El Al belum sepenuhnya kembali beroperasi setelah di-grounded selama pandemi virus Corona (COVID-19). Tidak diketahui jelas bagaimana membuka tawaran ke perusahaan lainnya akan menyelesaikan masalah, karena dua maskapai Israel, Arkia dan Israir, tidak mengoperasikan Boeing 777.
Dalam pernyataannya pada Minggu (5/3) waktu setempat, Ganancia menegaskan dirinya tidak 'akan membiarkan pemboikotan apapun bentuknya, dan tentu saja tidak menentang Perdana Menteri Israel'.
"Suatu kehormatan besar bagi kami untuk menerbangkan perdana menteri dalam misi diplomatik. Kami selalu melakukan itu dan akan terus melakukannya," tegas Ganancia.
Netanyahu dijadwalkan terbang ke Roma pada Kamis (9/3) mendatang, di mana dia akan bertemu PM Italia Giorgia Meloni sebelum terbang kembali ke Israel pada Sabtu (11/3) malam.
Terkait rumor boikot itu, Regev menuturkan kepada televisi lokal Kan, bahwa maskapai El Al bisa menghadapi tindakan hukum atas kegagalannya mendapatkan staf untuk penerbangan Netanyahu. Terlebih juga, diketahui bahwa maskapai El Al kini bergantung pada pinjaman dan jaminan pendanaan dari pemerintah Israel.
