Dituturkan juga oleh Bogomaz bahwa anggota-anggota dari kelompok sabotase Ukraina itu melepas tembakan ke arah sebuah mobil yang sedang melaju. Bogomaz melaporkan bahwa sedikitnya dua orang tewas dan seorang bocah berusia 10 tahun mengalami luka-luka dalam serangan itu.
"Bocah itu telah dibawa ke rumah sakit, dia tengah menerima semua bantuan yang diperlukan," ucap Bogomaz via Telegram, sembari menyebut bahwa sebuah peluru berhasil dikeluarkan dari tubuh bocah itu dalam operasi.
Namun, dua keterangan berbeda muncul dalam dua video yang beredar di media sosial. Video-video itu menunjukkan empat pria berseragam militer mengklaim berasal dari kelompok relawan Rusia dalam militer Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diungkapkan pria-pria itu bahwa mereka berada di Rusia dan memberikan pernyataan menentang pemerintah Moskow, serta menyangkal laporan adanya penyanderaan atau pembunuhan siapapun.
Dalam pernyataannya, Bogomaz juga menyebut sebuah drone Ukraina telah menyerang desa Sushany hingga memicu kebakaran pada satu rumah warga. Disebutkan juga bahwa serangan mortir telah memicu kerusakan pada dua rumah di Lomakovka, yang juga ada di wilayah Bryansk.
Sementara gubernur wilayah perbatasan Rusia lainnya, Roman Starovoyt menyebut Ukraina menggempur desa Tetkino hingga menewaskan satu orang dan melukai satu orang lainnya. Disebutkan juga bahwa gempuran itu merusak tiga rumah dan memutuskan aliran listrik ke desa setempat.
Ukraina dengan Cepat Menepis Tuduhan Rusia
Tuduhan Rusia soal serangan lintas perbatasan itu dengan cepat ditepis oleh otoritas Ukraina. Penasihat kepresidenan Ukraina Mykhaylo Podolyak menyebut tuduhan Moskow itu sebagai 'provokasi yang disengaja'.
"Kisah soal kelompok sabotase di Rusia adalah provokasi klasik yang disengaja," sebutnya dalam pernyataan via Twitter.
"Rusia ingin menakut-nakuti rakyatnya untuk membenarkan serangan terhadap negara lain dan meningkatnya kemiskinan usai setahun berperang," cetus Podolyak dalam pernyataannya.
(nvc/ita)