Moskow -
Rusia menuduh Ukraina telah melancarkan serangan lintas perbatasan yang menewaskan sedikitnya dua warga sipil. Otoritas Kiev membantah tuduhan itu dengan menyebutnya sebagai 'provokasi yang disengaja' oleh Moskow.
Seperti dilansir AFP, Jumat (3/3/2023), Rusia selama ini mengklaim wilayah-wilayahnya yang berbatasan dengan Ukraina secara rutin digempur oleh pasukan Ukraina. Jika tuduhan soal serangan lintas perbatasan itu terkonfirmasi, maka akan menjadi contoh pertempuran yang jarang terjadi di dalam wilayah Rusia.
Serangan lintas perbatasan itu dilaporkan melanda wilayah Rusia bagian selatan pada Kamis (2/3) waktu setempat. Dinas keamanan Rusia FSB dalam pernyataannya menyebut serangan terjadi di distrik Klimovsky, wilayah Bryansk, yang berbatasan dengan Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga bahwa 'sejumlah besar bahan peledak' telah ditemukan di area tersebut. AFP tidak bisa memverifikasi secara independen laporan tersebut.
Dalam pernyataannya, FSB menyatakan bahwa 'para nasionalis Ukraina' berhasil dipukul mundur ke perbatasan dan menjadi target 'serangan artileri besar-besaran'.
Presiden Vladimir Putin dilaporkan mengecam serangan itu dan menyebut para pelakunya sebagai 'neo-Nazi dan teroris'. Disebutkan juga oleh Putin bahwa para pelaku 'menyusup daerah perbatasan dan menembaki warga sipil'.
Secara terpisah, Gubernur Bryansk Alexander Bogomaz melaporkan bahwa 'kelompok pengintai dan sabotase' telah melintasi perbatasan Rusia bagian selatan, tepatnya di dekat sebuah desa bernama Lyubechane pada Kamis (2/3) waktu setempat.
"Sebuah kelompok pengintai dan sabotase menyusup dari Ukraina ke distrik Klimovksy di desa Lyubechane," tutur Bogomaz dalam pernyataannya. "Angkatan Bersenjata Federasi Rusia mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memusnahkan kelompok sabotase itu," imbuhnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Pernyataan Zelensky Berniat Temui Xi Jinping Demi Hubungan Ekonomi':
[Gambas:Video 20detik]
Dituturkan juga oleh Bogomaz bahwa anggota-anggota dari kelompok sabotase Ukraina itu melepas tembakan ke arah sebuah mobil yang sedang melaju. Bogomaz melaporkan bahwa sedikitnya dua orang tewas dan seorang bocah berusia 10 tahun mengalami luka-luka dalam serangan itu.
"Bocah itu telah dibawa ke rumah sakit, dia tengah menerima semua bantuan yang diperlukan," ucap Bogomaz via Telegram, sembari menyebut bahwa sebuah peluru berhasil dikeluarkan dari tubuh bocah itu dalam operasi.
Namun, dua keterangan berbeda muncul dalam dua video yang beredar di media sosial. Video-video itu menunjukkan empat pria berseragam militer mengklaim berasal dari kelompok relawan Rusia dalam militer Ukraina.
Diungkapkan pria-pria itu bahwa mereka berada di Rusia dan memberikan pernyataan menentang pemerintah Moskow, serta menyangkal laporan adanya penyanderaan atau pembunuhan siapapun.
Dalam pernyataannya, Bogomaz juga menyebut sebuah drone Ukraina telah menyerang desa Sushany hingga memicu kebakaran pada satu rumah warga. Disebutkan juga bahwa serangan mortir telah memicu kerusakan pada dua rumah di Lomakovka, yang juga ada di wilayah Bryansk.
Sementara gubernur wilayah perbatasan Rusia lainnya, Roman Starovoyt menyebut Ukraina menggempur desa Tetkino hingga menewaskan satu orang dan melukai satu orang lainnya. Disebutkan juga bahwa gempuran itu merusak tiga rumah dan memutuskan aliran listrik ke desa setempat.
Ukraina dengan Cepat Menepis Tuduhan Rusia
Tuduhan Rusia soal serangan lintas perbatasan itu dengan cepat ditepis oleh otoritas Ukraina. Penasihat kepresidenan Ukraina Mykhaylo Podolyak menyebut tuduhan Moskow itu sebagai 'provokasi yang disengaja'.
"Kisah soal kelompok sabotase di Rusia adalah provokasi klasik yang disengaja," sebutnya dalam pernyataan via Twitter.
"Rusia ingin menakut-nakuti rakyatnya untuk membenarkan serangan terhadap negara lain dan meningkatnya kemiskinan usai setahun berperang," cetus Podolyak dalam pernyataannya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini