Rusia menuduh Barat telah melakukan 'pemerasan dan ancaman' terhadap negara-negara lainnya dalam pertemuan G20 terbaru yang digelar di India pekan ini. India sebagai tuan rumah menginginkan pertemuan itu fokus pada isu penghapusan kemiskinan dan iklim, namun isu perang Ukraina masih mendominasi.
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/3/2023), pertemuan para Menteri Luar Negeri (Menlu) negara-negara G20 dibuka di New Delhi ada Kamis (2/3) waktu setempat oleh Perdana Menteri (PM) Narendra Modi. Pertemuan itu akan dihadiri Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menlu Rusia Sergei Lavrov.
Bahkan untuk pertama kalinya sejak Juli tahun lalu, Blinken dan Lavrov akan berada dalam satu ruangan. Namun kemungkinan besar keduanya tidak akan menggelar pertemuan maupun pembicaraan bilateral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini Washington menuding Beijing tengah mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Moskow. Delegasi negara-negara Barat dinilai akan memanfaatkan pertemuan Menlu G20 ini untuk mencegah China melakukan intervensi dalam perang di Ukraina.
Namun Rusia merilis pernyataan tegas setelah pertemuan antara Lavrov dengan Menlu China Qin Gang di sela-sela rapat G20 itu.
"Penolakan dengan suara bulat diungkapkan terhadap upaya untuk mencampuri urusan dalam negeri dari negara-negara lainnya, untuk memaksakan pendekatan sepihak melalui pemerasan dan ancaman, dan untuk menentang demokratisasi hubungan internasional," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dalam pernyataan terpisah, Menlu Spanyol Jose Manuel Albares menilai pertemuan G20 di India tidak akan mencapai pernyataan bersama setelah pernyataan yang disampaikan Rusia.
"Setelah pidato yang kita lihat dari Menteri Luar Negeri Rusia, saya tidak berpikir bahwa Rusia siap untuk menerima pernyataan yang bisa diterima," ucapnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
"Kebijakan destruktif dari AS dan sekutu-sekutunya telah menempatkan dunia di ambang bencana," sebut Kementerian Luar Negeri Rusia.
PM India Harapkan G20 Jembatani Perbedaan Soal Ukraina
PM Modi dalam pidato pembukaan pertemuan Menlu G20 itu menyerukan agar G20 bisa menjadi jembatan bagi perbedaan-perbedaan yang ada soal Ukraina. Dia juga menyebut bahwa tata kelola global telah 'gagal'.
"Pengalaman beberapa tahun terakhir -- krisis keuangan, perubahan iklim, pandemi, terorisme dan perang -- jelas menunjukkan bahwa tata kelola global telah gagal," cetusnya dalam rekaman pernyataan yang ditayangkan saat pembukaan pertemuan para Menlu G20.
"Kita bertemu saat terjadi perpecahan global yang mendalam... Kita semua memiliki posisi dan perspektif soal bagaimana ketegangan ini (bisa) diselesaikan. Namun, sebagai ekonomi terkemuka dunia, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mereka yang tidak ada di ruangan ini," tegas Modi dalam pidatonya.
Pertemuan para Menteri Keuangan (Menkeu) G20 yang digelar di Bengaluru pekan lalu, juga gagal mencapai pernyataan bersama setelah Rusia dan China berusaha mengurangi penggunaan istilah 'perang' dalam pernyataan itu,
Sementara itu, India tidak pernah mengecam dengan tegas invasi Rusia ke Ukraina. Namun PM Modi pernah memberitahu Presiden Vladimir Putin tahun lalu bahwa 'ini bukan waktunya untuk perang' -- komentar yang dipandang sebagai teguran untuk Moskow.