Putin menyebut bantuan militer dari AS dan Eropa senilai puluhan ribu miliar dolar Amerika untuk Ukriana menunjukkan bahwa Rusia kini tengah berhadapan dengan NATO sendiri -- mimpi buruk Perang Dingin bagi pemimpin Soviet dan Barat.
Sementara Ukraina menyatakan tidak akan berhenti hingga tentara Rusia terakhir diusir dari wilayahnya, termasuk dari Crimea yang dianeksasi Moskow tahun 2014.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Narasi soal perang eksistensi Rusia yang dicetuskan Putin memungkinkannya untuk mempersiapkan rakyatnya untuk terlibat konflik yang lebih dalam, selain memberikannya kebebasan lebih besar untuk jenis senjata yang mungkin digunakan suatu hari nanti.
Doktrin nuklir resmi Rusia memungkinkan penggunaan senjata nuklir jika negara itu -- atau jenis senjata pemusnah massal lainnya -- menggunakannya untuk melawan serangan nuklir dari pihak lainnya, atau jika ada penggunaan senjata konvensional, yang membahayakan 'eksistensi negara itu'.
Putin telah mengisyaratkan kesiapan untuk mengoyak pembatasan senjata nuklir -- termasuk moratorium uji coba nuklir oleh negara-negara besar -- kecuali Barat menarik dukungannya dari Ukraina. Ditegaskan juga oleh Putin bahwa Rusia hanya akan melanjutkan diskusi begitu senjata nuklir Prancis dan Inggris juga diperhitungkan.
"Dalam kondisi saat ini, ketika semua negara NATO terkemuka telah menyatakan tujuan utama mereka untuk memicu kekalahan strategis pada kita, agar rakyat kita menderita seperti yang mereka katakan, bagaimana bisa kita mengabaikan kemampuan nuklir mereka dalam kondisi ini?" tanya Putin.
(nvc/ita)