Biden Sebut Belum Ada Bukti China Beri Dukungan Militer ke Rusia

Biden Sebut Belum Ada Bukti China Beri Dukungan Militer ke Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 25 Feb 2023 19:02 WIB
President Joe Biden speaks about the Chinese surveillance balloon and other unidentified objects shot down by the U.S. military, Thursday, Feb. 16, 2023, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Presiden AS Joe Biden (dok. AP Photo/Evan Vucci)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut belum ada bukti sejauh ini yang menunjukkan China memberikan dukungan militer kepada Rusia dalam perangnya di Ukraina. Namun Biden kembali memperingatkan bahwa dukungan apapun akan berdampak secara ekonomi bagi Beijing.

Seperti dilansir CNN, Sabtu (25/2/2023), saat ditanya apakah dirinya khawatir jika China nantinya akan bertempur bersama Rusia, Biden menyatakan dirinya telah berbicara dengan Presiden Xi Jinping soal masalah tersebut dan konsekuensi ekonomi yang mungkin terjadi, dalam pertemuan pada musim panas lalu.

"Dan saya katakan, 'Dengar, itu bukan ancaman. Itu hanyalah pernyataan," ucap Biden kepada wartawan di Gedung Putih, menceritakan percakapannya dengan Xi beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika faktanya, Eropa melihat apa yang terjadi, dan Amerika melihat apa yang terjadi di Rusia dan Eropa, coba tebak apa yang terjadi? Enam korporasi lainnya menarik diri dan pergi -- mereka tidak ingin dikaitkan dengan itu," tuturnya.

"Saya mengatakan, 'Anda (Xi-red) memberitahu saya bahwa masa depan China bergantung pada investasi dari dunia Barat -- itu penting'. Saya mengatakan, saya akan tetap mengawasi karena belum ada bukti dia melakukannya," ujar Biden.

ADVERTISEMENT

Pernyataan Biden itu disampaikan beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken menuturkan kepada CBS bahwa China 'tengah mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan' untuk Rusia, yang mencakup 'dari amunisi hingga senjata itu sendiri'. Beijing telah membantahnya.

Dalam wawancara terpisah dengan televisi ABC News, seperti dilansir AFP, Biden kembali menyampaikan komentar serupa yang tampak sedikit bertentangan dari klaim Blinken.

"Saya tidak mengantisipasi -- kami belum melihatnya -- tapi saya tidak mengantisipasi inisiatif besar dari pihak China dalam menyediakan persenjataan untuk Rusia," ucap Biden dalam wawancara pada Jumat (24/2) waktu setempat.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saat ditanya lebih lanjut soal apakah China akan 'melanggar batas' jika negara itu benar-benar memberikan pasokan senjata kepada Rusia, Biden menegaskan AS akan memberikan tanggapannya.

"Itu akan menjadi batas yang sama yang akan dilanggar semua pihak. Dengan kata lain, kami akan menjatuhkan sanksi berat terhadap siapa saja yang melakukannya," tegasnya.

Laporan intelijen AS, seperti diungkapkan tiga sumber yang dikutip CNN, menyebutkan bahwa pemerintah China tengah mempertimbangkan untuk memberikan pasokan drone dan amunisi kepada Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Disebutkan sumber-sumber itu bahwa Beijing tampaknya belum mengambil keputusan akhir, namun negosiasi antara China dan Rusia soal harga dan ruang lingkup peralatan tengah berlangsung.

Sementara itu, majalah terkemuka Jerman Der Spiegel, tanpa mengutip sumber-sumber spesifik, dalam laporannya pada Kamis (23/2) waktu setempat menyebut Rusia tengah melakukan pembicaraan dengan perusahaan China soal pembelian 100 unit drone.

Laporan Der Spiegel itu menyebut produsen drone China bernama Xian Bingo Intelligent Aviation Technology telah mengatakan siap untuk memproduksi 100 prototipe drone ZT-180 buatannya, yang menurut majalah Jerman itu bisa membawa hulu ledak seberat 35-50 kilogram.

Disebutkan juga bahwa drone-drone itu direncanakan akan dikirimkan mulai April mendatang.

Kementerian Luar Negeri China dalam tanggapannya mengaku tidak mengetahui soal laporan pembicaraan antara Rusia dan perusahaan Beijing terkait pembelian drone. Namun disinggung juga bahwa banyak informasi keliru yang kini menyebar soal China.

"Ada volume besar, terlalu banyak disinformasi yang menyebar soal China dalam hal ini. Kita harus waspada soal niat di balik ini," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers pada Jumat (24/2) waktu setempat, seperti dilansir Reuters.

"Saya juga ingin menekankan bahwa China dalam ekspor produk militer selalu bersikap hati-hati dan bertanggung jawab, tidak menjual produk-produk militer ke area-area konflik atau pihak-pihak yang bertikai," jelasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads