Bersitegang dengan China, AS Akan Tambah Personel Militer di Taiwan!

Bersitegang dengan China, AS Akan Tambah Personel Militer di Taiwan!

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 24 Feb 2023 14:14 WIB
Flags of Taiwan and U.S. are placed for a meeting in Taipei, Taiwan March 27, 2018. REUTERS/Tyrone Siu/File Photo
Ilustrasi bendera Taiwan dan Amerika Serikat (dok. REUTERS/Tyrone Siu/File Photo)
Washington DC -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk secara signifikan menambah jumlah personel militer yang dikerahkan ke Taiwan untuk membantu melatih pasukan lokal di Taipei. Langkah ini akan dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China beberapa waktu terakhir.

Seperti dilansir AFP, Jumat (24/2/2023), rencana menambah pasukan untuk pelatihan di Taiwan itu diungkapkan oleh sejumlah pejabat AS yang enggan disebutnya, seperti dilaporkan oleh media terkemuka AS, Wall Street Journal (WSJ), dalam artikelnya pada Kamis (23/2) waktu setempat.

Hubungan Washington dan Beijing yang ada di titik rendah diketahui semakin memburuk setelah insiden balon mata-mata China yang ditembak jatuh oleh jet tempur AS pada awal bulan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan WSJ yang mengutip pejabat AS itu menyebut pengerahan sekitar 100-200 tentara AS tambahan ke Taiwan akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Pengerahan tambahan itu menjadi peningkatan besar dari yang tadinya sekitar 30 personel yang dikirim ke Taipei setahun lalu.

Tentara-tentara AS itu, sebut laporan WSJ, akan melatih pasukan Taiwan dalam melakukan manuver militer juga dalam menggunakan sistem persenjataan buatan Amerika.

ADVERTISEMENT

China diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya yang akan direbut kembali suatu hari nanti. Beijing juga meningkatkan tekanan militer, diplomatik dan ekonomi terhadap Taipei selama masa jabatan Presiden Tsai Ing-wen.

Awal pekan ini, Tsai menyatakan Taiwan akan meningkatkan pertukaran militer dengan AS.

"Ke depannya, Taiwan akan bekerja sama lebih aktif dengan Amerika Serikat dan mitra-mitra demokratik lainnya untuk menghadapi tantangan global seperti ekspansi otoriter dan perubahan iklim," cetus Tsai dalam pernyataan pada Selasa (21/2) waktu setempat.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Simak juga Video: Joe Biden Akan Bertemu Xi Jinping untuk Pertama Kalinya di Bali

[Gambas:Video 20detik]



Pada hari yang sama, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menuduh para pemimpin Taiwan melakukan 'provokasi'.

Dia juga memperingatkan bahwa 'skema atau konspirasi separatis sia-sia yang bergantung pada kekuatan asing untuk merusak hubungan lintas selat hanya akan bumerang dan tidak akan pernah berhasil'.

AS secara diplomatik mengakui China daripada Taiwan. Namun Washington juga diketahui menjadi penyokong internasional paling penting dan mendukung hak Taipei untuk memutuskan sendiri masa depannya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads