Dilansir dari AFP, rudal balistik milik Korut mendapat pada Sabtu (18/2/2023). "(Pyongyang) menembakkan satu rudal balistik kelas ICBM ke arah timur. Itu terbang selama sekitar 66 menit," kata kepala juru bicara pemerintah Jepang, Hirokazu Matsuno, kepada wartawan.
Rudal balistik itu terbang sekitar 900 kilometer, mencapai ketinggian 5.700 kilometer, dan telah diyakini telah mendarat pada pukul 18.27 waktu Jepang.
Matsuno menjawab "ya", ketika ditanya apakah rudal itu mungkin memiliki lintasan tinggi, dan mengatakan apakah itu menggunakan bahan bakar padat akan dianalisis.
"Serangkaian tindakan Korea Utara ini mengancam perdamaian dan stabilitas Jepang dan komunitas internasional, dan benar-benar tidak dapat dimaafkan," tambah Matsuno.
Dia mengatakan Jepang telah mengajukan protes melalui saluran diplomatik. Jepang pun akan berkomunikasi dengan dunia internasional soal peristiwa tersebut.
"Pemerintah akan merespons dengan berkoordinasi erat dengan masyarakat internasional termasuk AS dan Korea Selatan melalui pertemuan menteri luar negeri G7 yang sedang berlangsung dan Dewan Keamanan PBB," kata Matsuno.
Wakil menteri pertahanan Jepang Toshiro Ino mengatakan rudal itu diperkirakan mendarat sekitar 200 kilometer sebelah barat Pulau Oshima di Hokkaido.
Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida mengatakan dia telah "menginstruksikan (pejabat) untuk memberikan informasi kepada publik dan memeriksa situasi keamanan secara menyeluruh".
"Ini adalah provokasi yang meningkat terhadap komunitas internasional secara keseluruhan, dan tentu saja kami mengajukan protes keras terhadapnya," tambahnya.
Diketahui, November lalu, sebuah rudal yang ditembakkan oleh Pyongyang juga diyakini telah mendarat di ZEE Jepang saat Korea Utara melakukan peluncuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
(aik/lir)