Serangan terbaru Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di kota Pokrovsk, Donetsk, Ukraina bagian timur. Otoritas Kiev melaporkan sedikitnya tiga orang tewas akibat serangan itu, dengan 11 orang lainnya mengalami luka-luka.
Seperti dilansir CNN, Kamis (16/2/2023), otoritas regional Ukraina menyebut salah satu korban luka, yang merupakan warga sipil, mengalami cedera parah dan masih menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat. Serangan terbaru Rusia itu dilancarkan pada Rabu (15/2) waktu setempat.
"Empat gedung bertingkat dan sebuah sekolah mengalami kerusakan akibat serangan itu," tutur kepala administrasi militer wilayah Donetsk, Pavlo Kryrylenko, via postingan Telegram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Operasi penyelamatan di gedung yang dihancurkan oleh Rusia telah telah berakhir," imbuhnya.
Wilayah Donetsk yang menjadi lokasi serangan itu diketahui separuhnya dikuasai oleh pasukan separatis pro-Rusia sejak tahun 2014 lalu, saat pertempuran pecah antara pasukan militer Ukraina dan separatis itu.
Dalam sebuah video yang diposting oleh otoritas militer wilayah Donetsk, seorang wanita menuturkan suaminya tewas di dapur apartemen mereka yang rusak akibat serangan terbaru.
Menurut otoritas setempat, sekitar 14 penghuni apartemen itu memutuskan untuk mengungsi dari Donetsk, sedangkan sisanya akan tetap berada di Pokrovsk.
Staf Jenderal Ukraina dalam pernyataan terpisah menyebut pasukan Rusia telah melancarkan 28 serangan dengan Sistem Roket Peluncuran Multipel terhadap infrastruktur sipil di wilayah Donetsk dan Kherson.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Pesawat Ruang Angkasa Rusia Kehilangan Tekanan':
Sejumlah Balon Rusia Ditembak Jatuh di Ibu Kota Ukraina
Otoritas Ukraina sebelumnya melaporkan bahwa unit pertahanan udaranya mendeteksi setengah lusin balon, yang diduga diluncurkan oleh Moskow, mengudara di wilayah udar ibu kota Kiev dan menembak jatuh sebagian besar dari balon itu.
Dalam pernyataan seperti dilansir AFP, otoritas kota Kiev menyebut balon-balon Rusia itu bisa membawa peralatan pengintaian dan diluncurkan untuk 'mendeteksi dan melemahkan kekuatan pertahanan udara kami'.
"Sebagian besar kendaraan udara itu telah ditembak jatuh," sebut otoritas kota Kiev dalam pernyataannya, sembari menyatakan pihaknya akan memeriksa secara teliti puing-puingnya.
Kehadiran balon-balon Rusia di langit Ukraina itu memicu diaktifkannya sirene di ibu kota Kiev, yang biasanya hanya terjadi saat ada serangan rudal.
Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat, menyebut Rusia menggunakan balon-balon itu untuk melemahkan rudal antipesawat Ukraina. "Rusia akan menggunakan semua metode perang yang tersedia untuk mencapai tujuan mereka," sebutnya kepada AFP.
"Oleh karena itu, tidak bisa dikesampingkan bahwa perangkat ini bisa melakukan pengintaian, jadi penting untuk melihat apa itu dan memahaminya," ucap Ignat.
Balon udara menjadi pembahasan global beberapa waktu terakhir setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan keberadaan balon mata-mata China di wilayah udaranya dan menembak jatuhnya pada 4 Februari lalu.
Ukraina sendiri sebelumnya telah berulang kali melaporkan keberadaan balon-balon Rusia di wilayah udaranya sejak invasi dilancarkan pada Februari tahun lalu.