Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder dalam pernyataannya menuturkan bahwa pilot-pilot jet AS yang mengudara bersisian dengan objek terbang itu sebelum ditembak jatuh, menetapkan tidak ada manusia di dalamnya.
Disebutkan juga oleh Ryder bahwa objek terbang itu tidak mampu melakukan manuver dan tidak menyerupai pesawat terbang. Ryder dan para pejabat AS lainnya tidak mengatakan apakah objek terbang sejenis balon cuaca atau jenis balon udara lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu bukan sebuah pesawat," tegas Ryder kepada wartawan.
Perintah untuk menembak jatuh objek terbang itu diberikan oleh Presiden Joe Biden, dan diumumkan dari Gedung Putih.
Saat ditanya mengapa perintah Biden diperlukan, Ryder mengakui bahwa komandan militer AS yang mengawasi wilayah udara Amerika Utara sebenarnya memiliki wewenang untuk menembak jatuh objek yang dianggap memberikan risiko militer atau risiko bagi rakyat AS.
"Dalam kasus khusus ini, ditetapkan bahwa ini merupakan ancaman yang beralasan untuk lalu lintas udara," sebut Ryder.
Otoritas Penerbangan Federal (FAA) secara terpisah menyatakan pihaknya menutup sejumlah wilayah udara di Alaska bagian utara untuk mendukung aktivitas Departemen Pertahanan.
Gambaran detail soal objek terbang tak teridentifikasi itu belum diberikan oleh Pentagon maupun Gedung Putih. Hanya disebutkan bahwa objek itu berukuran lebih kecil dari balon mata-mata China, yang sebelumnya disebut memiliki tinggi hingga 60 meter dan membawa muatan ribuan pon.
Para pejabat AS juga menolak untuk berspekulasi soal objek misterius itu, bahkan setelah dilakukan pengamatan selama sehari. Hal itu lantas memicu pertanyaan soal jenis objek misterius itu yang membuat para pilot dan pejabat intelijen AS yang sangat berpengalaman kesulitan untuk mengidentifikasinya.
(nvc/idh)