Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin pernah melontarkan ancaman untuk secara pribadi melancarkan serangan rudal terhadap dirinya. Ancaman itu disampaikan Putin kepada Johnson sebelum dia memerintahkan invasi militer ke Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Senin (30/1/2023), laporan dokumenter terbaru BBC, yang akan tayang Senin (30/1) waktu setempat, menyebut ancaman itu dilontarkan dalam percakapan telepon antara Putin dan Johnson beberapa saat sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Ferbruari 2022
Johnson dan para pemimpin Barat lainnya bergegas mendatangi Kiev untuk menunjukkan dukungan bagi Ukraina dan berupaya menangkal serangan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia mengancam saya pada satu momen dan berkata, 'Boris, saya tidak ingin menyakiti Anda, tapi dengan sebuah rudal, itu hanya akan memakan waktu satu menit', atau sesuatu seperti itu," tutur Johnson dalam pernyataannya merujuk pada ancaman Putin.
Johnson yang menjabat PM Inggris periode tahun 2019 hingga September 2022, muncul sebagai salah satu pendukung Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Namun sebelum invasi dilancarkan, Johnson menyatakan dirinya bersusah payah memberitahu Putin bahwa tidak ada prospek segera untuk Ukraina bergabung aliansi NATO. Johnson juga menuturkan dirinya memperingatkan Putin jika invasi apapun akan berarti 'lebih banyak NATO, bukan lebih sedikit NATO' di perbatasan Rusia.
"Dia (Putin-red) mengatakan, 'Boris, Anda mengatakan bahwa Ukraina tidak akan bergabung NATO dalam waktu dekat," ucap Johnson.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video: Trump: Joe Biden Bawa AS ke Ambang Perang Dunia III
"'Apa itu dalam waktu dekat?' Dan saya mengatakan, 'Ya, itu tidak akan bergabung NATO di masa mendatang. Anda mengetahui betul itu'," imbuhnya.
Soal ancaman serangan rudal Putin, Johnson menambahkan: "Saya pikir dari nada bicaranya yang sangat santai, itu semacam upaya melepaskan diri, dia hanya merespons upaya-upaya saya untuk membujuknya berunding."
Dokumenter terbaru BBC itu memetakan kesenjangan yang semakin besar antara pemimpin Rusia dan negara-negara Barat beberapa tahun sebelum invasi ke Ukraina.